Sejumlah Penyair Sambangi Istana Siak, Mengesankan Namun Butuh Inovasi
Beberapa peserta kunjungan, diantaranya Presiden Ziarah Karyawan Nusantara, Yassin Salleh dari Selangor, Mantan Senator Parlemen Malaysia dari Party Keadilan, Syed Syahir Syed Muhammad, Datok Muhammad Kasim, dari Pusat Teater Islam Dunia Kuala Lumpur, AC Jaffri, budayawan Melaka Malaysia, Prof Dr Zaenal Abdul Latif, guru besar fak sastra USM (University Sain Malaysia), Syamsuddin Osman presiden seniman faksi rakyat, dan beberapa penyair lokal berbagai daerah di Sumatera.
Presiden Ziarah Karyawan Nusantara, Yassin Salleh menyebutkan bahwa kunjungannya ke Siak untuk kali pertama, mengesankan bahwa Siak kota yang asri.
"Begitu besar terimakasih saya atas penyambutan yang diberikan rekan-rekan di Siak. Kami juga berharap ada kunjungan rekan ke negeri kami, dan saya akan sambut rekan-rekan, dengan hati yang besar," sebutnya saat akan meninggalkan Siak setelah kunjungan sekitar empat jam tersebut.
Penyair Riau, Aris Abeba mengaku telah beberapa kali ke Siak. Ia mengaku masih begitu penasaran dengan sejarah yang bisa mewakili kondisi sebenarnya tentang kerajaan Siak dilihat dari aspek peninggalannya, dan beberapa sisi lainnya yang menurutnya ada yang belum terungkap.
"Begitu banyak dan luas hal-hal yang telah dilakukan kerajaan Siak sebagai salah satu kerajaan Melayu yang pernah jaya dimasanya. Namun masih miskin referensi sejarahnya, apalagi cerita-cerita rakyat yang bisa diambil hikmah dan pelajaran," urainya.
Lihat saja Istana Siak secara kontruksi menggambarkan bahwa Sulthan Siak memiliki kedekatan hubungan dengan eropa. Kemudian secara kultur Siak memiliki ciri khusus dan mengandung unsur budaya melayu (Islam) yang kental. Meski tetap rukun dengan perbedaan agama rakyatnya. Buktinya berdiri Kelenteng dan Gereja yang tak begitu jauh dengan Istana.