Konstituen Dewan Pers dan Polda Narasumber Gerakan Anti Hoax di SMK 7 Pekanbaru
RIAU24.COM - PEKANBARU - Kalau dulu ada istilah "Mulut mu harimau mu", maka di zaman milenial ini, istilah itu sudah berubah menjadi "Jari mu harimau mu", menandakan sekarang lebih berbahaya jari jemari yang memainkan komputer atau handphone di media sosial (medsos) dibanding mulut.
Hal itu disampaikan AKBP Jhon H Ginting dari Dirkrimsus Kepolisian Daerah (Polda) Riau dalam hajatan Gerakan Anti Hoax Goes to School yang diselengarakan konstituen Dewan Pers yang ada di Riau, yakni Serikat Perusahaan Pers (SPS) Riau, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Riau dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru di SMK 7 Rumbai, Kamis (24/1/2019) pagi.
"Kalau main facebook, atau whatsapp melalui HP atau komputer, isinya menghina orang, menyebarkan fitnah, menyebarkan berita bohong atau hoax, maka itu akan membahayakan adik-adik sekalian. Perbuatan seperti itu dilarang agama juga ada sanksi hukumnya. Karena itu, berhati-hatilah dalam bermedsos," kata AKBP Jhon H Ginting mengingatkan.
Sebelumnya, Kepala SMK 7 Pekanbaru H Raimon MPd didamping Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Apriyadi Darma Putra MPd dan Wakil Kepala Bidang Humas Indra Fitra Ade MKom menyampaikan, hoax saat ini memang menimbulkan masalah di mana-mana.
"Karena itu kedatangan konstituen Dewan Pers untuk sosialisasi dan edukasi antihoax ke sekolah ini, kami sampaikan terimakasih," kata Raimon.
Dikatakan Raimon, saat ini di SMK 7 Pekanbaru terdapat 1.292 siswa dengan delapan bidang keahlian, memiliki 96 orang guru dan pegawai tata usaha. "Yang ikut sosialisasi dan edukasi anti hoax saat ini sekitar 600 siswa dan siswi," ungkapnya