China Membalas dengan Tarif 125 Persen di Amerika Serikat

RIAU24.COM - China menjatuhkan tarif baru sebesar 125 persen pada Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat (11 April) dan mengatakan bahwa mereka akan mengabaikan kenaikan tarif lebih lanjut oleh Presiden AS Donald Trump.
Di tengah perang tarif dengan AS, China mengatakan bahwa barang-barang dari mitra dagang terbesarnya tidak akan lagi masuk akal secara ekonomi bagi importir.
Media pemerintah juga melaporkan bahwa China akan mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia atas tarif baru Washington.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping mendesak Uni Eropa untuk bergabung dengan Beijing dalam melawan intimidasi sepihak, media pemerintah Xinhua melaporkan.
Presiden Tiongkok menekankan bahwa ini tidak hanya akan melindungi hak dan kepentingan mereka sendiri yang sah, tetapi juga menjaga keadilan dan keadilan internasional.
Menurut media China Xinhua, Jinping juga mengatakan bahwa disini bukan pemenang dalam perang tarif.
Perang tarif Donald Trump dengan China
China memiliki tarif 67 persen yang sudah ada sebelumnya pada barang-barang AS, sementara AS mengenakan 10 persen.
Namun, pada 'Hari Pembebasan', Presiden AS Donald Trump mengumumkan 'tarif timbal balik' dan memberlakukan tarif 104 persen pada barang-barang China, China membalas dengan tarif 84 persen sebagai tindakan pembalasan sebagai pengganti 34 persen yang telah diumumkan.
Pada 9 April, Trump menghentikan tarif untuk semua negara selama 90 hari tetapi menaikkan tarif China menjadi 125%.
Sebelumnya, pada bulan Februari, AS mengumumkan tarif 10 persen pada China. Beijing membalas dengan tarif 15 persen untuk batu bara AS dan produk gas alam cair, dan tarif 10 persen untuk minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil perpindahan besar.
AS menaikkan tarif sebesar 10 persen lagi, sehingga pungutan terhadap impor China menjadi 20 persen. China membalas dengan mengenakan tarif 15 persen pada ayam, gandum, jagung, dan kapas AS, dan tarif 10 persen untuk sorgum, kedelai, babi, daging sapi, produk air, buah-buahan, sayuran, dan produk susu.
(***)