Lebaran Idul Fitri Tanpa Ini Kurang Lengkap! Ini 10 Kuliner Khas Daerah yang Wajib Dicoba

Zuratul 27 Mar 2025, 13:05
Lebaran Idul Fitri Tanpa Ini Kurang Lengkap! Ini 10 Kuliner Khas Daerah yang Wajib Dicoba.
Lebaran Idul Fitri Tanpa Ini Kurang Lengkap! Ini 10 Kuliner Khas Daerah yang Wajib Dicoba.

RIAU24.COM -Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang selalu hadir saat perayaan Idul Fitri. Hidangan ini tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya, sejarah, dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Berikut adalah sepuluh makanan khas Lebaran dari berbagai daerah di Indonesia yang paling populer beserta asal-usul, bahan dasar, dan tradisi penyajiannya.

1. Ketupat (Jawa & Sumatera)

Ketupat adalah ikon kuliner Lebaran di Indonesia yang berasal dari tradisi masyarakat Jawa dan Sumatera. Makanan ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai simbol kemenangan setelah menjalani ibadah puasa. Ketupat terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda, lalu direbus hingga padat. Tradisi penyajian ketupat biasanya disertai dengan opor ayam, rendang, atau gulai, mencerminkan kebersamaan keluarga saat Lebaran.

2. Opor Ayam (Jawa Tengah & Jawa Timur)

Opor ayam adalah hidangan khas Jawa yang selalu hadir saat Lebaran. Makanan ini berasal dari tradisi keraton dan kemudian menyebar ke berbagai daerah. Terbuat dari ayam yang dimasak dengan santan, serai, daun salam, dan bumbu rempah-rempah, opor ayam sering disajikan bersama ketupat. Tradisi menyantap opor ayam biasanya dilakukan di hari pertama Lebaran sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

3. Rendang (Sumatera Barat)

Rendang berasal dari masyarakat Minangkabau dan menjadi salah satu hidangan khas Lebaran yang paling terkenal. Terbuat dari daging sapi yang dimasak dalam santan dan rempah selama berjam-jam hingga menghasilkan cita rasa gurih dan kaya rempah. Rendang memiliki filosofi mendalam dalam budaya Minang, melambangkan kesabaran, kebersamaan, dan kekuatan. Hidangan ini biasanya disantap bersama keluarga besar saat Lebaran.

4. Lapis Legit (Sumatera & Jawa)

Lapis legit adalah kue khas yang berkembang pada masa kolonial Belanda dan kini menjadi sajian khas Lebaran. Kue ini terbuat dari campuran telur, mentega, dan berbagai rempah seperti kayu manis dan kapulaga, dengan tekstur berlapis-lapis yang membutuhkan ketelatenan dalam pembuatannya. Lapis legit melambangkan kesabaran dan ketelitian, dua nilai penting dalam menjalankan ibadah Ramadan.

5. Bebek Betutu (Bali)

Bebek betutu adalah makanan khas Bali yang sering dihidangkan saat perayaan besar, termasuk Lebaran bagi masyarakat Muslim di Bali. Hidangan ini berasal dari tradisi kerajaan Bali, di mana bebek utuh dimasak dengan bumbu khas Bali dan dibungkus daun pisang sebelum dipanggang dalam bara api. Tradisi menyantap bebek betutu biasanya dilakukan dalam perjamuan keluarga besar saat Lebaran.

6. Ayam Woku (Sulawesi Utara)

Ayam woku adalah hidangan khas masyarakat Minahasa yang juga menjadi bagian dari perayaan Lebaran di Sulawesi Utara. Terbuat dari ayam yang dimasak dengan rempah-rempah seperti daun kemangi, kunyit, dan cabai, ayam woku memiliki rasa pedas dan segar. Hidangan ini sering disajikan bersama nasi hangat dalam suasana kumpul keluarga setelah salat Idul Fitri.

7. Gulai Ikan Patin (Riau & Sumatera Selatan)

Gulai ikan patin merupakan hidangan khas masyarakat Melayu di Riau dan Sumatera Selatan yang selalu hadir di meja makan saat Lebaran. Ikan patin dimasak dengan kuah santan kuning yang kaya rempah-rempah seperti kunyit dan lengkuas. Hidangan ini melambangkan kekayaan alam Melayu serta erat kaitannya dengan tradisi berbagi makanan kepada sanak saudara.

8. Soto Banjar (Kalimantan Selatan)

Soto Banjar berasal dari masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan dan menjadi hidangan istimewa saat Lebaran. Terbuat dari ayam yang dimasak dengan rempah-rempah khas seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga, soto ini memiliki cita rasa yang khas. Tradisi menyantap soto Banjar biasanya dilakukan setelah salat Idul Fitri sebagai makanan pembuka sebelum hidangan utama.

9. Papeda (Maluku & Papua)

Papeda adalah makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua yang juga sering disajikan saat Lebaran. Makanan ini berasal dari suku-suku di pesisir timur Indonesia yang mengandalkan sagu sebagai sumber karbohidrat utama. Papeda memiliki tekstur kenyal dan biasanya disajikan dengan ikan kuah kuning yang kaya rempah-rempah. Tradisi menyantap papeda dilakukan dengan cara menggulungnya menggunakan sumpit bambu sebelum dicelupkan ke dalam kuah ikan.

10. Buras (Sulawesi Selatan & Papua)

Buras merupakan makanan khas Bugis-Makassar yang juga populer di Papua dan sering disajikan saat Lebaran. Makanan ini mirip dengan lontong, tetapi dimasak dengan santan dan dibungkus daun pisang. Buras biasanya dimakan bersama coto Makassar atau pallubasa, mencerminkan tradisi kuliner Bugis yang kaya rasa dan penuh makna kebersamaan.

Makanan-makanan khas Lebaran ini bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga warisan budaya yang menunjukkan kekayaan kuliner Nusantara. Tradisi penyajiannya mencerminkan nilai kebersamaan dan rasa syukur yang selalu melekat dalam perayaan Idul Fitri di seluruh penjuru Indonesia.

(***)