RIAU24.COM - Sedikitnya 18 orang kehilangan nyawa mereka dalam kebakaran hutan yang didorong angin Korea Selatan yang melanda wilayah selatan negara itu, dengan penjabat presiden negara itu Han Duck-soo mengatakan pada hari Rabu bahwa kebakaran hutan yang mematikan telah menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan melampaui semua model prediksi.

Sebuah kuil kuno juga dihancurkan.

"Kebakaran hutan yang menyala selama hari kelima berturut-turut di Ulsan dan wilayah Gyeongsang menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Han.

lebih lanjut menyebutkan bahwa kebakaran berkembang dengan cara yang melampaui model prediksi yang ada dan ekspektasi sebelumnya.

Han juga meluncurkan respons nasional skala penuh terhadap kebakaran.

Pihak berwenang mengatakan pada hari Rabu bahwa ribuan petugas pemadam kebakaran mencoba mengendalikan beberapa kebakaran.

"18 orang tewas dalam kebakaran hutan. Selain itu, enam orang terluka parah dan 13 menderita luka ringan," kata seorang pejabat Kementerian Keselamatan kepada kantor berita AFP.

Pusat tanggap darurat pemerintah mengatakan bahwa kebakaran hutan telah membakar 43.330 hektar, dengan Han mengatakan bahwa sekitar 4.650 petugas pemadam kebakaran, tentara dan personel lainnya bekerja untuk memadamkan kebakaran hutan, tetapi mereka berjuang karena angin kencang menyapu daerah itu dalam semalam.

Setidaknya 130 helikopter membantu petugas pemadam kebakaran.

Dia mengatakan bahwa jumlah kecil hujan 5-10 milimeter diperkirakan akan terjadi pada hari Kamis.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Han mengatakan bahwa kerusakan akibat kebakaran hutan yang dimulai Jumat lalu sangat meningkat.

"Ada kekhawatiran bahwa kami akan mengalami kerusakan akibat kebakaran hutan yang belum pernah kami alami, jadi kami harus memusatkan semua kemampuan kami untuk memadamkan kebakaran hutan di sisa minggu ini," kata Han.

Kuil kuno hancur

Sebuah Kuil Unramsa berusia 1.300 tahun di Gunung Cheondeungsan di Korea Selatan hancur total oleh kebakaran hutan.

Api menyebar dengan cepat karena angin kencang, membakar bangunan utama dan bangunan luarnya.

"Karena ini adalah kuil tua, sangat disesalkan dan memilukan bahwa telah terbakar," seperti dikutip Reuters, kata Jeung Meung-suk, seorang pengikut Buddha berusia 55 tahun di Unramsa.

(***)