Ditolak Amerika dan China, Prabowo Kekeh Tetap Lanjutkan Megaproyek Ini

RIAU24.COM -Presiden RI Prabowo Subianto bakal melanjutkan pengembangan proyek yang dinilai bisa menggantikan Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebagai bahan bakar.
Proyek tersebut ialah gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).
Proyek batu bara menjadi DME di Indonesia sebelumnya sempat dilirik oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yakni Air Products and Chemicals.
Namun, perusahaan tersebut menyatakan hengkang dari proyek ini karena dinilai tidak ekonomis.
Tak hanya AS, China juga sbeelumnya sempat tertarik dan berinvestasi di proyek DME di Indonesia, namun pada akhirnya mundur lantaran tidak mampu mengimplementasikan proyek tersebut.
Namun, Prabowo dikabarkan akan melanjutkan pembangunan proyek DME itu. Rencananya pemerintah akan membangun proyek ini dengan sumber dana dari dalam negeri.
Investasi Rp 180 Triliun
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menyatakan, bahwa dari 21 proyek hilirisasi yang akan dipercepat, proyek gasifikasi batu bara menjadi DME menjadi yang terbesar.
Adapun, nilai investasi dari proyek ini diperkirakan mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 180 triliun (asumsi kurs Rp 16.450 per US$).
Dari 21 proyek hilirisasi, terdapat 4 proyek hilirisasi DME, 1 proyek hilirisasi besi, 1 proyek hilirisasi alumina, 1 proyek hilirisasi aluminium, 2 proyek hilirisasi tembaga, dan 2 proyek hilirisasi nikel.
"Paling gede DME, DME-nya 4. DME-nya 4 itu sekitar US$ 11 miliar," kata Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Rabu (5/3/2025).
Tri memastikan bahwa pendanaan proyek DME akan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Sementara itu, pelaksana proyek masih dalam tahap pembahasan dan berpotensi melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Nanti pelaksananya bisa BUMN atau yang lain, sampai ke tataran pelaksana masih dalam pembahasan," ujarnya.
(***)