Menu

Zelensky Menyerukan Respons Tegas Terhadap Rusia Setelah Serangan di Sumy yang Tewaskan 31 Orang

Amastya 13 Apr 2025, 22:22
Foto selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Darurat Ukraina pada 13 April 2025, menunjukkan seorang penyelamat Ukraina bekerja di lokasi serangan rudal di Sumy, timur laut Ukraina /AFP
Foto selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Darurat Ukraina pada 13 April 2025, menunjukkan seorang penyelamat Ukraina bekerja di lokasi serangan rudal di Sumy, timur laut Ukraina /AFP

RIAU24.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan respons keras dari Eropa dan AS menyusul serangan Rusia di kota Sumy di timur laut Ukraina pada hari Minggu (13 April) yang menewaskan sedikitnya 31 orang, termasuk dua anak-anak.

Sementara itu, 84 orang terluka, termasuk 10 anak-anak, menyusul serangan paling mematikan dalam beberapa bulan di tengah invasi Moskow yang berlarut-larut.

Pemimpin Ukraina mengatakan Moskow meluncurkan rudal balistik ke pusat kota Sumy pada Minggu Palma dan meminta dunia untuk menekan Rusia agar mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.

Hal ini terjadi dua hari setelah Utusan Khusus Amerika Serikat Steve Witkoff mengadakan pembicaraan selama berjam-jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kota pelabuhan Rusia, Saint Petersburg.

“Berbicara tidak pernah menghentikan rudal balistik dan bom,” kata Zelensky.

“Rudal Rusia menghantam jalan kota biasa, kehidupan bias bangunan perumahan, lembaga pendidikan, mobil di jalan. Dan itu terjadi pada hari ketika orang-orang pergi ke gereja, Minggu Palma, hari raya Masuknya Tuhan ke Yerusalem,” tulisnya pada X.

“Hanya orang brengsek yang bisa melakukan ini,” tambah pemimpin Ukraina itu.

Sumy, yang terletak dekat perbatasan Rusia, telah menyaksikan peningkatan serangan selama berminggu-minggu.

Menurut laporan AFP, tim penyelamat mengatakan bahwa serangan itu menghantam pusat kota tepat ketika ada banyak orang di jalan, dan menambahkan bahwa orang-orang terbunuh atau terluka di tengah jalan, di dalam mobil, angkutan umum, dan di dalam rumah.

Zelensky mengatakan 'Putin mengabaikan usulan AS'

"Serangan Rusia tidak pantas mendapat kecaman. Harus ada tekanan pada Rusia untuk mengakhiri perang dan menjamin keamanan bagi rakyat. Tanpa tekanan yang benar-benar kuat, tanpa dukungan yang cukup untuk Ukraina, Rusia akan terus memperpanjang perang ini," kata Zelensky.

"Sekarang sudah bulan kedua Putin mengabaikan usulan AS untuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat. Sayangnya, di Moskow mereka yakin dapat terus membunuh tanpa hukuman. Diperlukan tindakan untuk mengubah situasi ini," tambahnya.

Kepala Uni Eropa dan Macron mengutuk serangan itu

Presiden Dewan Eropa António Costa mengutuk serangan itu dengan mengatakan, “Saya marah dengan serangan rudal kriminal Rusia di pusat kota Sumy. Rusia melanjutkan kampanye kekerasannya, sekali lagi menunjukkan bahwa perang ini ada dan bertahan hanya karena Rusia memilihnya.”

“Saya turut berduka cita kepada para korban, keluarga mereka, dan semua yang terkena dampak tindakan agresi brutal lainnya,” imbuhnya.

 “Uni Eropa akan selalu mendukung rakyat Ukraina yang heroik. Mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini harus dimintai pertanggungjawaban di hadapan hokum,” tambahnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, “langkah-langkah tegas diperlukan untuk memberlakukan gencatan senjata terhadap Rusia. Prancis bekerja tanpa lelah untuk mencapai tujuan ini, bersama para mitranya.”

"Semua orang tahu: perang ini diprakarsai oleh Rusia sendiri. Dan hari ini, jelas bahwa Rusia sendiri yang memilih untuk melanjutkannya dengan mengabaikan nyawa manusia, hukum internasional, dan upaya diplomatik Presiden Trump," tulisnya di X.

“Kepada para korban, mereka yang terluka, dan seluruh Ukraina yang terus melakukan perlawanan: solidaritas kami, rasa hormat kami, komitmen kami yang tak tergoyahkan,” tambahnya.

(***)