Tiongkok Tuntut AS Membatalkan Sepenuhnya Tarif Timbal Balik Trump Setelah Pengecualian Elektronik

RIAU24.COM - Tiongkok pada hari Minggu (13 April) meminta Amerika Serikat untuk sepenuhnya mencabut tarif timbal baliknya, menyusul langkah terbaru Washington untuk mencabut bea masuk pada barang elektronik konsumen tertentu seperti telepon pintar dan laptop.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan, “Kami mendesak AS untukmengambil langkah besar untuk memperbaiki kesalahannya, sepenuhnya membatalkan praktik salah 'tarif timbal balik', dan kembali ke jalan yang benar yaitu saling menghormati.”
Kementerian tersebut menggambarkan pengecualian sebagian tersebut hanya sebagai langkah kecil, dan mengatakan bahwa keputusan untuk mencabut tarif pada beberapa produk teknologi tidak cukup jauh dalam memperbaiki apa yang disebutnya sebagai kesalahan Washington.
Mengutip pepatah Tiongkok, kementerian tersebut menambahkan, “Lonceng di leher harimau hanya dapat dilepaskan oleh orang yang mengikatnya, menyerukan Amerika Serikat untuk bertanggung jawab penuh dan membatalkan pungutan tersebut sepenuhnya.”
AS melonggarkan tarif pada produk teknologi
Pada hari Sabtu, pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa telepon pintar, laptop, dan barang elektronik lainnya akan dikecualikan dari tarif yang sebelumnya diberlakukan.
Keputusan tersebut memberikan keringanan besar bagi perusahaan teknologi seperti Apple dan Dell yang sangat bergantung pada komponen impor.
Pengecualian tersebut mencakup 20 kategori produk di bawah kode tarif 8471 yang luas, yang meliputi komputer, laptop, disk drive, semikonduktor, chip memori, dan layar panel datar.
Perubahan ini berlaku secara retroaktif mulai 5 April pukul 12:01 dini hari EDT.
Pemberitahuan yang dikeluarkan oleh badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS itu tidak menyebutkan alasan keputusan tersebut.
Akan tetapi, pemberitahuan itu juga mencabut tarif dasar 10% yang berlaku untuk barang elektronik dari negara selain China, seperti semikonduktor dari Taiwan dan iPhone Apple yang dibuat di India.
Tiongkok mengatakan sedang meninjau dampaknya
Menanggapi pengecualian tersebut, juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan, "Tiongkok kini sedang mengevaluasi dampaknya."
Negara itu mengkritik tarif awal 145% yang diberlakukan selama tindakan keras perdagangan Trump sebelumnya, dan mendesak AS untuk mengubah arah sepenuhnya.
Ketika ditanya pada hari Sabtu tentang pencabutan tarif dan kebijakan semikonduktor di masa mendatang, Trump berkata, "Saya akan memberikan jawaban itu pada hari Senin. Kami akan menjelaskannya secara spesifik pada hari Senin, kami menerima banyak uang, sebagai sebuah negara, kami menerima banyak uang."
(***)