Menu

Tahukah Anda, Inilah Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dibatasi Biar Panjang Umur

Devi 13 Apr 2025, 10:00
Tahukah Anda, Inilah Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dibatasi Biar Panjang Umur
Tahukah Anda, Inilah Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dibatasi Biar Panjang Umur

RIAU24.COM - Faktor genetik memang memiliki peran dalam menentukan harapan hidup seseorang, namun bukan satu-satunya penentu. 

Sejumlah studi menunjukkan bahwa gaya hidup, seperti pola makan yang sehat juga berkaitan dengan kualitas hidup dan memperpanjang usia.

Lalu, makanan apa saja yang sebaiknya dibatasi agar tubuh tetap sehat dan berumur panjang?

Berikut ini beberapa jenis makanan yang harus dibatasi agar bisa berumur panjang:

  • Gula tambahan, misalnya pada kue, permen, biskuit, es krim, dan soda.
  • Minuman beralkohol.
  • Makanan tinggi garam.
  • Lemak jenuh, misalnya mentega, keju, minyak kelapa sawit dan kelapa, daging olahan, dan daging merah.

Dan inilah makanan yang harus dikonsumsi agar Panjang umur :

1. Buah dan Sayur

Meski terdengar klise, nyatanya masih banyak orang yang jarang mengonsumsi sayur dan buah. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebanyak 96,7 persen penduduk Indonesia tergolong kurang dalam konsumsi buah dan sayur.

Padahal, sejumlah penelitian menunjukkan asupan buah dan sayur yang tinggi dapat menurunkan risiko kematian akibat berbagai penyebab, termasuk penyakit jantung dan kanker. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan mengonsumsi setidaknya lima porsi sayur dan buah setiap hari.

Cara terbaik mengonsumsi buah adalah dalam bentuk segar. Sayuran bisa ditambahkan ke dalam berbagai menu makanan harian. Jika ingin lebih praktis, buah dan sayur juga bisa dikombinasikan dalam bentuk smoothies.

2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang kaya dan bermanfaat bagi kesehatan. Di dalamnya terkandung lemak sehat, protein nabati, serat, antioksidan, serta berbagai vitamin dan mineral penting seperti kalium dan magnesium yang dibutuhkan tubuh.

Sebuah penelitian tahun 2020 yang melibatkan sekitar 5.800 pria dan wanita dengan sindrom metabolik selama satu tahun menunjukkan hasil yang menjanjikan. Penelitian tersebut menemukan bahwa peningkatan konsumsi kacang-kacangan berhubungan dengan penurunan beberapa penanda sindrom metabolik.

Penanda tersebut meliputi lingkar pinggang, kadar trigliserida, tekanan darah sistolik, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT). Selain itu, kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) juga meningkat, terutama pada wanita. Temuan ini menunjukkan bahwa kacang-kacangan bisa menjadi bagian penting dari pola makan sehat untuk mendukung kesehatan jantung dan metabolisme.***