Menu

Hamas Mengecam Klaim AS Memilih Perang Daripada Pembebasan Sandera

Amastya 23 Mar 2025, 09:04
Hamas /AFP
Hamas /AFP

RIAU24.COM Hamas telah menolak keras klaim Amerika Serikat bahwa mereka memilih perang dengan Israel dengan menolak untuk membebaskan sandera, menuduh Washington memutarbalikkan fakta.

"Klaim bahwa 'Hamas memilih perang daripada membebaskan sandera' adalah distorsi fakta," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (22 Maret).

Ini sebagai tanggapan langsung terhadap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes, yang pada hari Selasa menyalahkan Hamas atas kegagalan gencatan senjata.

"Hamas bisa saja membebaskan sandera untuk memperpanjang gencatan senjata tetapi sebaliknya memilih penolakan dan perang," kata Hughes dalam sebuah pernyataan resmi.

Apa yang terjadi di Gaza?

Pernyataan itu muncul ketika Israel melanjutkan serangan militernya di Gaza menyusul runtuhnya gencatan senjata sementara.

Militer Israel telah meluncurkan gelombang baru serangan udara di seluruh Jalur Gaza, dengan mengatakan tindakan baru itu bertujuan untuk mencapai tujuan perang utama, termasuk kembalinya sandera.

Menurut kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serangan itu menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan tawanan yang tersisa dan penolakannya terhadap tawaran yang dibuat melalui utusan AS Steve Witkoff dan mediator lainnya.

"Mulai sekarang, Israel akan bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat," kata kantor Netanyahu, menambahkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel saat ini "menyerang target organisasi teroris Hamas di seluruh Jalur Gaza."

Putaran pertempuran terbaru dimulai setelah hampir dua bulan relatif tenang di bawah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi dengan keterlibatan AS. Namun, negosiasi untuk memperpanjang gencatan senjata gagal.

Reaksi dari keluarga sandera

Keputusan pemerintah Israel untuk melanjutkan aksi militer telah disambut dengan kritik dari keluarga sandera yang masih ditahan di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Forum Sandera dan Keluarga Hilang menuduh pemerintah melakukan penipuan total dan memperingatkan langkah itu menempatkan nyawa para tawanan dalam bahaya lebih lanjut.

"Ketakutan terbesar keluarga telah menjadi kenyataan pemerintah Israel telah memilih untuk menyerah pada para penculik," kata kelompok itu.

"Kami terkejut, marah dan cemas tentang gangguan yang disengaja dari proses untuk mengembalikan orang yang kami cintai dari penahanan Hamas," tambah kelompok itu.

Protes sejak itu telah diselenggarakan sebagai tanggapan atas keputusan tersebut, yang mencerminkan meningkatnya frustrasi publik dengan penanganan krisis penyanderaan.

(***)