Meski tidak mengetahui pasti penyebab awal emetophobia-nya, Alex menyebutkan bahwa perasaan tidak nyaman terhadap muntah mulai muncul saat ia masih kecil. Ia menduga, perilaku orang tuanya yang cenderung menghindari muntah mungkin menjadi salah satu pemicunya.

"Ayah saya menghindari minum alkohol dan makanan seperti kerang karena takut keracunan makanan. Sementara itu, ibu saya selalu panik jika berhadapan dengan muntah. Hal itu mungkin secara tidak sadar saya pelajari dari mereka," jelas Alex.

Pada usia 13 tahun, Alex mulai menghindari wahana di taman hiburan karena merasa tidak nyaman dengan kemungkinan muntah, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Selanjutnya, ia juga berhenti naik kapal karena khawatir mengalami mabuk laut.

Kini, Alex tidak bisa berada di bar lebih dari 10 menit tanpa merasakan serangan panik. Ia juga merasa sangat cemas setiap saat memikirkan kemungkinan putrinya yang berusia 10 tahun terkena infeksi perut saat mereka berdua sendirian di rumah.

Bahkan momen yang seharusnya menyenangkan, seperti Natal dan Tahun Baru, menjadi sumber kecemasan besar bagi Alex karena makanan yang kaya lemak, minuman beralkohol, dan keramaian orang yang berpotensi dia muntah atau melihat orang lain muntah.

Meskipun sudah menjalani berbagai sesi terapi, fobia Alex tetap mendominasi hidupnya hingga membuatnya memikirkan bunuh diri.