MBC Dikecam Dunia Gegara Drakor 'When The Phone Rings' Singgung Konflik Palestina-Israel
RIAU24.COM -Drama Korea When The Phone Rings masih menjadi sorotan tajam usai menayangkan episode terakhirnya pada 4 Januari 2025.
Meskipun menuai kecaman karena dianggap menyinggung konflik sensitif Palestina-Israel, drama ini justru meraih empat penghargaan bergengsi di ajang MBC Drama Awards 2024 yang digelar sehari setelahnya, pada 5 Januari 2025.
Dilansir dari Instagram resmi MBC per 6 Januari, sehari setelah pengumuman pemenang, gelombang protes langsung membanjiri kolom komentar unggahan terakhir di akun mereka.
Tidak hanya netizen Indonesia, tapi juga netizen internasional. Hingga kini, baik MBC maupun tim produksi When The Phone Rings belum memberikan pernyataan resmi. Sikap diam ini justru semakin memperkeruh suasana.
Ribuan komentar mengecam keras drama tersebut, menuntut pernyataan maaf, klarifikasi, bahkan menuntut agar MBC mempertanggungjawabkan langkahnya dengan menarik episode yang dinilai memuat propaganda tersebut.
Seruan boikot MBC dan drama tersebut juga semakin ramai disampaikan lewat kolom komentar.
Adegan dalam Episode Singgung Isu Israel-Palestina
Kontroversi drama garapan sutradara Park Sang Woo itu mencuat setelah banyak penonton menganggap cerita dalam episode ke-12 itu sebagai bentuk narasi yang tidak sensitif terhadap isu kemanusiaan yang tengah berlangsung di Palestina.
Bermula dari adegan saat Hong Hee Joo (Chae Soo Bin) bertugas sebagai juru bahasa isyarat untuk sebuah siaran berita.
Ia menerjemahkan laporan tentang serangan udara Paltima ke Izmael yang menyebabkan korban sipil dan sandera.
Adegan ini menampilkan Baek Sa Eon (Yoo Yeon Seok), mantan juru bicara Blue House yang kini menjadi negosiator, menyelamatkan sandera tersebut.
Meski nama negara fiktif digunakan, banyak penonton merasa penggambaran ini mengarah pada konflik Palestina-Israel, dan Paltima (yang dianggap merepresentasikan Palestina) ditampilkan sebagai pihak agresor.
Narasi ini dinilai tidak peka dan tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam konflik tersebut.
Adegan ini ada di enam menit terakhir. Sebenarnya, tanpa dibuatkan adegan ini dengan menggambarkan negosiasi kasus lain, drama ini sudah sangat menarik. Sayangnya, produser dan sutradara memilih blunder.
(***)