PM Baru Prancis Hadapi Kritik Karena Memimpin Pertemuan Balai Kota Di Tengah Tragedi Topan Mayotte
Ketua Majelis Nasional Prancis Yael Braun-Pivet, anggota partai sentris Macron, mengkritik perjalanan ke Pau.
"Dalam menghadapi bencana seperti itu dari jenis yang belum pernah terlihat di wilayah Prancis selama beberapa dekade penting untuk berdampingan dengan rakyat," ucapnya.
"Saya lebih suka perdana menteri, daripada naik pesawat ke Pau, naik pesawat ke Mamoudzou," katanya kepada radio Franceinfo, mengacu pada ibu kota Mayotte.
Kepala France Unbowed (LFI) kiri keras di parlemen Mathilde Panot mengatakan bahwa setelah 20 tahun politik pengabaian Mayotte, Bayrou tidak mengerti simbol yang dia kirim dengan pergi ke Pau.
Di sebelah kanan, anggota parlemen Republik (LR) Thibault Bazin mengatakan bahwa dewan kota bisa melakukannya tanpa kehadiran walikotanya mengingat peristiwa di Mayotte dan urgensi Prancis yang membutuhkan anggaran 2025.
Namun ditanya tentang perjalanan di parlemen, Bayrou membela perjalanannya ke Pau dan tetap menjadi walikotanya, dengan mengatakan, "Kami tidak memiliki hak untuk memisahkan provinsi dan lingkaran kekuasaan di Paris."