Menu

Diidap 20 Persen Pria Mandul di Indonesia, Kenali Penyebab Azoospermia

Devi 14 Dec 2024, 09:49
Diidap 20 Persen Pria Mandul di Indonesia, Kenali Penyebab Azoospermia
Diidap 20 Persen Pria Mandul di Indonesia, Kenali Penyebab Azoospermia

RIAU24.COM - Masalah kesuburan pada pria kerap bermula dari gangguan pada organ reproduksinya. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan keturunan.

Spesialis urologi Dr dr Ponco Birowo SpU(K), PhD mengatakan salah satu penyebab seorang laki-laki menjadi mandul adalah kondisi bernama azoospermia. Dirinya menambahkan melalui sebuah penelitian, azoospermia menjadi penyebab dari 20 persen pria mandul di Indonesia.

Azoospermia merupakan masalah kesuburan yang membuat seorang pria tidak memiliki sperma di air maninya. Namun, kondisi ini umumnya tidak mengganggu ejakulasi dari pria tersebut.

"Kalau yang ke tempat saya cukup banyak, persentasenya sekitar 50 persen. (Rata-rata) usianya sekitar umur 34-35 kurang lebih," kata dr Ponco saat berbincang dengan detikcom di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).

Penyebab Azoospermia
Menurut dr Ponco, setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan seorang laki-laki bisa mengidap azoospermia. Pertama adalah faktor genetik, dan kedua adanya gangguan karena sebuah penyakit atau tindakan medis.

"Ada dua kemungkinannya, pertama memang 'pabrik'-nya tidak bisa menghasilkan sperma (genetik), atau spermanya ada tapi 'truk' yang membawanya atau jalannya rusak," katanya.

"Kalau (gangguan non-genetik) paling sering di Indonesia adalah pernah infeksi sebelumnya. Infeksi bisa TBC, infeksi menular seksual, pernah operasi di daerah situ, termasuk vasektomi juga bisa," sambungnya.

Menurut dr Ponco, azoospermia yang terjadi karena masalah non-genetik masih bisa dilakukan tindakan bedah untuk mengembalikannya menjadi seperti seharusnya. Namun, jika azoospermia disebabkan oleh faktor genetik, maka jika ingin memiliki keturunan bisa dengan prosedur bayi tabung.

"Kalau dia tidak pernah operasi, nggak pernah apa-apa tapi terjadi sumbatan itu nggak bisa diperbaiki," kata dr Ponco.

"Yang bisa dilakukan, kami ambil spermatozoa-nya secara operatif lalu nanti kita temukan dengan sel telur istrinya di tabung reaksi, itu yang kita sebut bayi tabung," tutupnya. ***