Israel Hancurkan Situs Militer Utama di Suriah Saat Melakukan Lusinan Serangan Udara
RIAU24.COM - Israel telah menghancurkan situs militer yang signifikan di Suriah dengan gelombang serangan udara sejak penggulingan presiden Bashar al-Assad, laporan dari seorang pemantau perang pada hari Selasa (10 Desember).
"Israel menghancurkan situs militer terpenting di Suriah, termasuk bandara Suriah dan gudang mereka, skuadron pesawat, radar, stasiun sinyal militer, dan banyak depot senjata dan amunisi di berbagai lokasi di sebagian besar provinsi Suriah," kata Observatorium yang berbasis di Inggris dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Israel menargetkan fasilitas pertahanan udara di sekitar kota pelabuhan Latakia, menghancurkan kapal angkatan laut Suriah serta gudang militer.
Israel merebut pos terdepan Tentara Suriah di puncak Gunung Hermon
Tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Minggu (8 Desember) merebut pos strategis Tentara Suriah di puncak Gunung Hermon di Dataran Tinggi Golan setelah jatuhnya rezim Assad di negara Asia Barat itu, media pemerintah Israel melaporkan.
Tentara Israel sebelumnya pada hari Minggu mengatakan sedang maju ke zona penyangga, daerah demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan.
Langkah itu, katanya, bertujuan untuk mencegah pasukan pemberontak merebut kendali daerah itu dan meluncurkan serangan potensial terhadap Israel.
Netanyahu mengatakan tentara memerintahkan untuk merebut zona penyangga Suriah karena pakta telah runtuh
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (8 Desember) mengatakan bahwa dia telah memerintahkan militernya untuk merebut zona penyangga demiliterisasi di perbatasan dengan Suriah setelah jatuhnya Bashar al-Assad di Damaskus.
Dia mengatakan bahwa perjanjian pelepasan, yang berasal dari 50 tahun antara kedua negara telah runtuh dan pasukan Suriah telah meninggalkan posisi mereka.
"Saya mengarahkan IDF (militer) kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya. Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh untuk membangun dirinya di perbatasan kami," kata Netanyahu.
(***)