Menu

Korea Selatan Darurat Militer, Pakar Cemas Manuver Sembrono Korea Utara

Rizka 5 Dec 2024, 12:45
Presiden Korea Selatan
Presiden Korea Selatan

RIAU24.COM Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol membuat kehebohan pada Selasa (03/12) malam ketika tiba-tiba mengumumkan darurat militer di Korsel untuk pertama kalinya dalam hampir 50 tahun.

Akibatnya, sejumlah pakar cemas Korea Utara akan melakukan tindakan sembrono usai Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menetapkan status darurat militer pada Selasa (3/12) malam waktu setempat.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Yoon mengatakan status darurat militer itu untuk memberantas kekuatan pro Korea Utara yang membahayakan keamanan nasional.

Tak sampai sehari, Yoon kemudian resmi mencabut status darurat militer setelah mendapat penolakan keras dari seluruh kalangan masyarakat Korsel.

Mantan pejabat intelijen nasional untuk Korea Utara di Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat, Sydney Seiler, mengatakan Korut bisa saja salah langkah.

"Ada potensi salah perhitungan di pihak Korea Utara," kata Seiler dikutip Voice of America (VOA), Rabu (4/12).

Seiler mengatakan pemimpin Korut Kim Jong Un mungkin memutuskan ini waktu yang tepat memanfaatkan kelemahan Korsel.

Menurut dia, Kim selama ini ingin merusak hubungan AS-Korsel. Korut kerap memandang latihan bersama kedua negara ini sebagai persiapan invasi ke negaranya.

"Kim mungkin melihat tindakan Presiden [Yoon] sebagai sesuatu yang memperburuk hubungan tersebut," ungkap Seiler.

Wakil presiden Pusat Strategi Asia Pasifik, David Maxwell, setuju bahwa Kim mungkin mencoba memanfaatkan situasi.

"Jika Yoon benar dan ada simpatisan Korea Utara di Korea Selatan, kita bisa menduga mereka akan memicu kekerasan," kata Maxwell.

Maxwell maupun Seiler tak menerangkan lebih rinci kemungkinan tindakan apa yang akan diambil Korut.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir hubungan Korsel dan Korut memburuk. Pemerintahan Kim bahkan mengubah status penyebutan Negeri Ginseng menjadi negara musuh.

Korut juga meledakkan jalan-jalan penghubung kedua negara itu. Di sisi lain, Korsel juga turut meniup bara permusuhan dengan mengirim drone ke Pyongyang.

Sejumlah pengamat lantas menyerukan AS untuk memberi peringatan keras ke Korut agar tak memanfaatkan situasi.

Mantan wakil kepala misi Kedutaan Besar AS di Seoul Robert Rapson mengatakan Negeri Paman Sam harus unjuk gigi ke Korut.

"[Pyongyang harus diingatkan bahwa] aliansi kuat dan komitmen pertahanan kita [AS dan Korsel] tetap berlaku sepenuhnya," kata Rapson.