Pemerintah Prancis Berisiko Jatuh Dalam Mosi Tidak Percaya
RIAU24.COM - Pemerintah Prancis pada hari Rabu menghadapi mosi tidak percaya yang dapat menandai berakhirnya pemerintahan Perdana Menteri Michel Barnier yang berumur pendek, menjerumuskan negara itu ke dalam perairan kekacauan politik yang belum dipetakan.
Penggulingan pemerintahan Barnier setelah hanya tiga bulan menjabat akan menghadirkan Presiden Emmanuel Macron dengan dilema yang tidak patut ditiru tentang bagaimana melangkah maju dan siapa yang akan ditunjuk sebagai penggantinya.
Majelis Nasional akan memperdebatkan dua mosi yang dibawa oleh sayap kiri dan sayap kanan dalam kebuntuan dengan Barnier atas anggaran, yang membuat perdana menteri melewati anggaran jaminan sosial tanpa pemungutan suara.
Reli Nasional sayap kanan (RN) dari kandidat presiden tiga kali Marine Le Pen diperkirakan akan memilih mosi yang diajukan oleh kiri, memberikannya jumlah yang cukup untuk disahkan.
Ditanya di televisi Prancis apakah ada kemungkinan pemerintahnya bisa bertahan dalam pemungutan suara hari Rabu, Barnier menjawab, “Saya menginginkan ini dan itu mungkin. Itu tergantung pada anggota parlemen.”
"Saya pikir ada kemungkinan bahwa ada refleks tanggung jawab di mana di luar perbedaan politik, perbedaan, kontradiksi normal dalam demokrasi kita mengatakan pada diri sendiri bahwa ada kepentingan yang lebih tinggi," katanya.