Menu

China Jatuhkan Hukuman 7 Tahun Penjara Kepada Jurnalis Media Pemerintah Dong Yuyu Atas Tuduhan Mata-mata

Amastya 29 Nov 2024, 21:00
Dong Yuyu ditangkap pada Februari 2022 di sebuah restoran saat makan siang dengan diplomat Jepang /AFP
Dong Yuyu ditangkap pada Februari 2022 di sebuah restoran saat makan siang dengan diplomat Jepang /AFP

RIAU24.COM - Seorang jurnalis, Dong Yuyu, dipenjara selama tujuh tahun pada hari Jumat (29 November) karena spionase, keluarganya mengonfirmasi kepada BBC.

Mantan jurnalis media pemerintah berusia 62 tahun dari Tiongkok itu ditahan pada tahun 2022 dan dilaporkan aktif di sektor jurnalisme AS dan Jepang dan juga biasa bertemu diplomat asing secara teratur.

Dia ditangkap ketika dia sedang makan siang dengan seorang diplomat Jepang di Beijing pada Februari 2022.

Diplomat itu juga ditangkap pada saat itu tetapi kemudian dibebaskan setelah pemerintah Jepang memprotes penangkapan tersebut.

Selama penangkapannya, Yuyu menjabat sebagai anggota staf senior Guangming Daily. Ini adalah salah satu dari lima surat kabar besar yang terkait dengan Partai Komunis yang berkuasa di negara itu.

Keluarga Yuyu mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada BBC bahwa menurut putusan pengadilan, dua diplomat Jepang lainnya yang ditemui Dong disebut sebagai "agen organisasi spionase", yang merupakan kedutaan Jepang.

"Kami terkejut bahwa pihak berwenang China secara terang-terangan menganggap kedutaan asing sebagai 'organisasi spionase'," kata keluarganya, menurut BBC.

"Putusan hari ini adalah ketidakadilan besar tidak hanya bagi Yuyu dan keluarganya tetapi juga bagi setiap jurnalis Tiongkok yang berpikiran bebas dan setiap Tiongkok biasa yang berkomitmen untuk terlibat persahabatan dengan dunia," tambah mereka lebih lanjut.

Pengadilan tempat dia dijatuhi hukuman memamerkan diplomat untuk menghadiri sidang dan wartawan diminta untuk pergi, Reuters melaporkan.

"Pihak berwenang Tiongkok harus membatalkan putusan yang tidak adil ini, dan melindungi hak jurnalis untuk bekerja secara bebas dan aman di Tiongkok," ungkap Beh Lih Yi, manajer program Asia di Komite untuk Melindungi Jurnalis kepada Reuters.

"Dong Yuyu harus segera bersatu kembali dengan keluarganya," tambahnya lebih lanjut.

Yuyu telah menjadi profesor di berbagai universitas Jepang dan rekan Nieman di Universitas Harvard pada tahun 2007.

"Di masa lalu, sistem pengadilan Tiongkok telah memilih hari libur Barat untuk merilis berita karena ini adalah waktu ketika publik fokus pada hal-hal lain," kata Klub Pers Nasional AS kepada BBC.

(***)