Menu

Putin Bersumpah Untuk Terus Menguji Rudal Oreshnik Baru Dalam Kondisi Pertempuran

Amastya 23 Nov 2024, 20:06
Putin mengancam penggunaan rudal /AFP
Putin mengancam penggunaan rudal /AFP

RIAU24.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat (22 November) bersumpah untuk menyerang Ukraina dengan rudal Oreshnik baru yang siap digunakan.

Pernyataan itu muncul hanya sehari setelah Rusia menembakkan rudal hipersonik eksperimental baru ke kota Dnipro, Ukraina.

"Kami akan melanjutkan tes ini, termasuk dalam kondisi pertempuran, tergantung pada situasi dan karakter ancaman keamanan yang ditimbulkan terhadap Rusia," kata Putin dalam pertemuan televisi dengan para kepala militer, AFP melaporkan.

Putin lebih lanjut mengungkapkan dalam pertemuan itu bahwa Rusia akan memulai produksi serial senjata eksperimental.

Menanggapi ancaman baru oleh Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya sudah mencari sistem pertahanan udara yang diperbarui dari sekutunya.

“Zelensky meminta para pemimpin dunia untuk mengeluarkan tanggapan serius sehingga Putin merasakan konsekuensi nyata dari tindakannya," lapor BBC.

"Menggunakan negara lain tidak hanya untuk teror tetapi juga untuk menguji senjata baru untuk teror adalah kejahatan internasional," kata presiden Ukraina.

Menurut kantor berita Interfax-Ukraina, Kyiv sedang berusaha untuk mendapatkan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) AS.

Komandan pasukan rudal strategis Rusia Sergei Karakayev bergabung dengan Putin dalam pertemuan itu dan menambahkan bahwa rudal yang akan datang juga dapat menyerang target di seluruh Eropa.

"Tergantung pada tujuan dan jangkauan senjata ini, senjata ini dapat menyerang target di seluruh wilayah Eropa, yang membedakannya dari jenis senjata berpemandu presisi jarak jauh lainnya," The Guardian melaporkan Karakayev.

Amerika Serikat telah mengecam penggunaan rudal ini oleh Putin tetapi tidak percaya bahwa itu adalah pengubah permainan.

Rudal Oreshnik dilaporkan dapat terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan mampu menyerang target hingga 5.500 kilometer (3.400 mil) jauhnya, AFP melaporkan.

(***)