Intermittent Fasting ala Rina Nose Biar Tetap Kurus, Ternyata Sesimpel Ini
Dokter gizi dr Raissa E Djuanda SpGK mengatakan melalui beberapa penelitian, metode diet ini dapat memberikan banyak manfaat kesehatan. Seperti membantu menurunkan berat badan, hingga mencegah penyakit diabetes tipe 2.
"Intermittent fasting juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Itu juga membantu merangsang autophagy yang membantu membersihkan sel-sel rusak," kata dr Raissa ketika dihubungi detikcom, Selasa (19/11/2024).
Idealnya menurut dr Raissa, satu porsi makanan berisi 55-65 persen berisi karbohidrat (termasuk sayur), 20-30 persen lemak, dan 15-35 persen protein.
Ia menyebut masyarakat juga bisa mengikuti pedoman 'Isi Piringku' dari Kementerian Kesehatan yaitu 50 persen buah dan sayur (sayur 2/3 dan buah 1/3) dan 50 persen berisi karbohidrat dan protein (2/3 karbohidrat dan 1/3 protein).
dr Raissa menegaskan meskipun metode diet ini terbilang cukup efektif, namun tidak semua orang dapat mencobanya. Saat dilakukan secara tidak tepat, intermittent fasting bisa saja memunculkan risiko penurunan energi, pusing, hingga muncul masalah pencernaan.
Beberapa orang yang tidak cocok dengan metode intermittent fasting seperti ibu hamil dan menyusui, anak-anak, dan orang-orang dengan kondisi medis tertentu. ***