Swedia dan Finlandia Keluarkan Panduan Bertahan Hidup Saat Ancaman Perang Dunia III Membayangi
RIAU24.COM - Ketika kekhawatiran akan potensi konflik dengan Rusia meningkat, Swedia membagikan selebaran di antara warganya dengan instruksi yang jelas tentang persiapan perang dan menimbun kebutuhan pokok seperti makanan dan air.
Negara tetangga Finlandia juga telah meluncurkan situs web baru yang berfokus pada kesiapsiagaan, sementara Norwegia juga mendistribusikan pamflet serupa yang menyarankan warga tentang cara bertahan hidup secara mandiri selama seminggu jika terjadi perang atau keadaan darurat lainnya.
Baik Swedia dan Finlandia, yang dikenal karena netralitas lama mereka, mengubah kebijakan mereka dan bergabung dengan NATO setelah perang Ukraina dimulai.
"Situasi keamanan serius, dan kita semua perlu memperkuat ketahanan kita untuk menghadapi berbagai krisis dan pada akhirnya perang," kata Mikael Frisell, direktur Badan Kontingensi Sipil (MSB) Swedia, yang mengawasi distribusi selebaran.
Perkembangan ini mengikuti keputusan pemerintah Biden untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok AS untuk menyerang di wilayah Rusia.
Menanggapi pengumuman tersebut, Donald Trump Jr., putra Presiden terpilih, menulis di media sosial, "Kompleks industri militer tampaknya ingin memastikan mereka memulai Perang Dunia 3 sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa."
Jika Krisis atau Perang Datang
Sejak perang Rusia-Ukraina dimulai, para pejabat Swedia telah mendesak warga untuk mempersiapkan mental dan praktis untuk kemungkinan perang.
Buklet yang baru diperbarui, berjudul 'Jika Krisis atau Perang Datang,' memberikan instruksi tentang penanganan berbagai keadaan darurat, termasuk konflik militer, bencana alam, serangan siber, dan terorisme.
Buklet ini hanya dikeluarkan lima kali sejak Perang Dunia II, dengan versi terakhir didistribusikan pada tahun 2018.
"Situasi keamanan global meningkatkan risiko bahwa senjata nuklir dapat digunakan. Jika terjadi serangan dengan senjata nuklir, biologis atau kimia, berlindung dengan cara yang sama seperti dalam serangan udara," kata buklet itu, menurut Daily Mail.
Versi yang diperbarui juga menyertakan pesan ketahanan yang kuat, "Kami tidak akan pernah menyerah jika Swedia diserang oleh negara lain. Semua informasi yang menyatakan bahwa perlawanan harus dihentikan adalah salah."
Selama dua minggu ke depan, 5,2 juta eksemplar buklet setebal 32 halaman, yang menampilkan ilustrasi, akan dikirimkan ke rumah tangga Swedia.
Ini tersedia dalam bahasa Swedia dan Inggris dalam bentuk cetak, dengan versi digital yang ditawarkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab, Farsi, dan Ukraina, untuk memastikan aksesibilitas bagi semua penduduk.
(***)