PKB yakin Tak Ada Pesta Demokrasi Seharga Nyawa Manusia
RIAU24.COM - Wakil Ketua Harian DPP PKB, Nadya Alfi Roihana memastikan tak ada pesta demokrasi seharga nyawa manusia.
Hal ini disampaikannya usai insiden kekerasan yang terjadi dalam proses Pilkada pada Minggu, 17 November 2024, di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang dikutip dari liputan6.com.
"Tidak ada pesta demokrasi seharga nyawa manusia. Mari kita jaga Pilkada ini tetap damai, bermartabat, dan jauh dari kekerasan," sebutnya.
Menurutnya, Pilkada tidak boleh sampai menimbulkan korban jiwa.
Kecaman pun tak luput keluar dari mulutnya terhadap peristiwa yang mengakibatkan tewasnya seorang saksi dari Pasangan Calon Jimad Sakteh tersebut.
Dia pun tak lupa mengutuk segala bentuk kekerasan, terutama yang terjadi dalam konteks demokrasi.
"Kekerasan ini tidak hanya melukai nilai-nilai demokrasi, tetapi juga merusak tatanan kehidupan bermasyarakat yang seharusnya dilandasi perdamaian dan persatuan," ujarnya.
Sebagai salah satu pilar utama demokrasi, Pilkada merupakan ajang bagi rakyat menyuarakan aspirasi politiknya secara damai dan bermartabat.
Oleh sebab itu dia meminta Pilkada harus tetap menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan, bukan menjadi alasan untuk saling menyerang.
"Jangan biarkan fanatisme buta terhadap pasangan calon mengorbankan kedamaian dan kerukunan yang telah dibangun bersama," sebutnya.
Perbedaan pilihan adalah hal yang biasa dan wajar dalam demokrasi.
Sehingga tak boleh berujung pada permusuhan atau kekerasan.
"Segala bentuk kekerasan hanya akan menciptakan luka sosial yang mendalam di masyarakat. Terlebih perpecahan yang ditimbulkan oleh konflik semacam ini sering kali membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan," sebutnya.