Para Pemimpin Pasifik Menuduh Australia Melakukan 'Ketidakadilan Iklim' di COP29
RIAU24.COM - Para pemimpin Pasifik pada KTT iklim PBB di Azerbaijan mengkritik dorongan Australia untuk memperluas industri gasnya di Australia Barat, memperingatkan bahwa negara itu dapat mengeluarkan gas rumah kaca 125 kali lebih banyak setiap tahun daripada gabungan negara mereka.
Saat minggu kedua Cop29 berlangsung di Baku, para pejabat dari Vanuatu dan Tuvalu mendesak Australia untuk menghentikan pengembangan bahan bakar fosil baru, termasuk memperpanjang umur fasilitas gas North West Shelf Woodside hingga 2070.
Seruan untuk akuntabilitas
Ralph Regenvanu, utusan khusus Vanuatu untuk perubahan iklim, menuduh Australia munafik, dengan mengatakan tidak dapat mengklaim kepemimpinan iklim sambil memperluas proyek bahan bakar fosil.
"Sebagai pengekspor bahan bakar fosil terbesar ketiga di dunia, pemerintah Australia mengekspor kerusakan iklim ke luar negeri, termasuk ke negara-negara Pasifik seperti Vanuatu, yang mengalami dampak paling menghancurkan dari krisis iklim, meskipun berkontribusi paling sedikit," ucap Regenvanu.
"Ini adalah ketidakadilan iklim," katanya.