Menu

Raksasa Farmasi AstraZeneca Menanggapi Penyelidikan China dengan Sangat Serius

Amastya 12 Nov 2024, 19:05
AstraZeneca /AFP
AstraZeneca /AFP

RIAU24.COM Raksasa farmasi Inggris AstraZeneca pada hari Selasa mengatakan pihaknya menanggapi sangat serius penyelidikan China terhadap potensi pengumpulan data ilegal dan impor obat oleh kelompok yang menyebabkan penahanan bosnya di China.

"Kami menanggapi masalah di China dengan sangat serius," kata kepala eksekutif Pascal Soriot dalam sebuah pernyataan yang terkandung dalam rilis pendapatan terbaru grup.

"Jika diminta, kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan pihak berkuasa. Kami tetap berkomitmen untuk memberikan obat-obatan inovatif yang mengubah hidup kepada pasien di China," tambahnya.

Kelompok itu pekan lalu mengkonfirmasi Leon Wang, presiden AstraZeneca China, telah ditahan.

China adalah pasar utama bagi AstraZeneca, pengembang vaksin Covid-19 yang diberikan secara luas di seluruh dunia selama pandemi virus corona.

AstraZeneca pada hari Selasa mencatat bahwa China menyumbang sekitar 12 persen dari pendapatan globalnya pada kuartal ketiga. Penjualan di negara itu melonjak 15 persen pada periode Juli-September.

"Perusahaan mengetahui sejumlah penyelidikan individu oleh pihak berwenang China terhadap karyawan AstraZeneca saat ini dan mantan," tambah raksasa obat itu dalam pernyataan terbaru.

"Sepengetahuan perusahaan, penyelidikan mencakup tuduhan penipuan asuransi kesehatan, impor obat-obatan ilegal dan pelanggaran informasi pribadi," ungkap mereka lagi.

AstraZeneca mengatakan pihaknya belum menerima pemberitahuan bahwa mereka sendiri sedang diselidiki.

Penyelidikan melibatkan lima karyawan perusahaan saat ini dan mantan semuanya dengan kewarganegaraan China yang dipimpin oleh pihak berwenang di kota selatan Shenzhen, menurut Bloomberg.

Satu penyelidikan terkait dengan pengumpulan data pasien perusahaan, yang dicurigai pihak berwenang mungkin telah melanggar undang-undang privasi China, kantor berita keuangan juga melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui situasi tersebut.

Penyelidikan lain terkait dengan impor obat kanker hati yang belum disetujui di daratan China, menurut Bloomberg.

AstraZeneca yang berkantor pusat di Inggris memiliki 90.000 karyawan di seluruh dunia.

Perusahaan global telah menghadapi lingkungan bisnis yang semakin sulit di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir,” kata kelompok industri, mengutip kurangnya transparansi pada undang-undang data dan penahanan karyawan yang berkepanjangan.

(***)