Menu

Abu Erupsi Hujani Tenda Warga di Pengungsian Imbas Letusan Gunung Lewotobi 

Zuratul 11 Nov 2024, 11:12
Abu Erupsi Hujani Tenda Warga di Pengungsian Imbas Letusan Gunung Lewotobi.
Abu Erupsi Hujani Tenda Warga di Pengungsian Imbas Letusan Gunung Lewotobi.

RIAU24.COM -Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur menyebabkan hujan abu yang mempengaruhi posko pengungsian di Desa Hikong dan Desa Kringa, meskipun kedua posko tersebut berada di luar radius aman yang direkomendasikan oleh PVMBG (sekitar 12 hingga 15 kilometer dari puncak gunung). 

Menanggapi situasi ini, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen Lukmansyah menyatakan bahwa kedua posko tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman di Kampung Kanada. 

Proses pemindahan pengungsi akan dibantu dengan bus-bus yang disediakan oleh pemerintah daerah, sementara barang-barang akan dipindahkan menggunakan truk.

Menurut data BNPB per 9 November 2024, sebanyak 11.445 warga telah mengungsi ke berbagai posko di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka. 

Di Flores Timur, pengungsi tersebar di beberapa kecamatan, dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Titehena (5.838 jiwa), diikuti Kecamatan Wulanggitang (1.263 jiwa), dan kecamatan lainnya seperti Demon Pagong, Larantuka, dan Ile Mandiri. 

Di Kabupaten Sikka, terdapat 3.564 pengungsi. Banyaknya pengungsi ini disebabkan oleh tingginya aktivitas erupsi dalam beberapa hari terakhir dan perluasan zona rekomendasi sektoral menjadi 9 kilometer di arah barat daya-barat laut sejak 8 November.

Untuk memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi, Lukmansyah menyatakan bahwa hampir seluruh kebutuhan dasar pengungsi sudah dapat dipenuhi dengan baik, terutama di posko-posko pengungsian besar. 

Selain itu, untuk mengurangi trauma psikologis, kegiatan psikososial telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar untuk anak-anak juga direncanakan dimulai pada hari Senin. 

Ia juga mengimbau agar semua pengungsi mau mengungsi ke lokasi-lokasi pengungsian yang telah disiapkan, untuk memudahkan distribusi bantuan dan memastikan kenyamanan.

Pihak berwenang juga berkoordinasi dengan PLN untuk memastikan kelancaran aliran listrik di posko pengungsian dan dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan ketersediaan obat-obatan, terutama untuk anak-anak dalam bentuk sirup. 

Hal ini bertujuan agar pengungsi dapat merasa lebih aman dan nyaman selama masa pengungsian.

(***)