Krisis Asia Barat: AS dan Inggris Luncurkan Serangan di Sanaa Yaman dan Daerah Lainnya
RIAU24.COM - Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan serangan di ibu kota Yaman, Sanaa dan daerah lainnya, kantor berita Reuters melaporkan pada hari Minggu (10 November) mengutip Al Masirah TV, outlet berita televisi utama yang dijalankan oleh pemberontak Houthi.
Sekitar sembilan serangan menargetkan Sanaa, pinggiran kotanya dan kegubernuran Amran.
"Saksi mata mengatakan mereka mendengar ledakan yang intens, bersama dengan ledakan di berbagai bagian ibu kota Sanaa," kata Al Masirah.
Pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap pelayaran internasional di dekat Yaman sejak November tahun lalu, sebagai solidaritas dengan Palestina dalam perang Israel dengan Hamas yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
AS dan Inggris telah berulang kali menyerang sasaran Huthi di Yaman sejak Januari sebagai tanggapan atas serangan pemberontak terhadap pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden.
Pemimpin Houthi mengkritik Trump karena mendukung Israel
Serangan di Yaman ini terjadi beberapa hari setelah Houthi mengkritik Presiden terpilih AS Donald Trump karena mendukung Israel.
Pada hari Kamis (7 November), pemimpin kelompok itu Abdul-Malik al-Houthi mengatakan bahwa serangkaian kesepakatan normalisasi antara negara-negara Arab dan Israel yang ditengahi oleh pemerintahan Trump pertama (yang berkuasa di AS dari 2017 hingga 2021) tidak membantu mengakhiri konflik.
"Trump gagal dalam proyek 'kesepakatan abad ini' terlepas dari semua kesombongan, keangkuhan, kecerobohan dan tirani, dan dia akan gagal kali ini juga," kata Houthi.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump mengawasi pembentukan hubungan diplomatik antara Israel dan negara-negara Teluk yaitu Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain serta Maroko.
Dia juga mendukung permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang diklaim oleh Israel dan Palestina sebagai ibu kota.
Trump mengalahkan Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan presiden 5 November di AS.
Kemenangannya datang ketika Asia Barat berada dalam kekacauan menyusul pecahnya perang Israel-Hamas, konflik Israel-Hizbullah, dan ketegangan yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran.
(***)