Sederet Faktor Picu Radang Usus Buntu, Nomor 5 Perlu Diwaspadai
RIAU24.COM - Radang usus buntu atau apendisitis menjadi kekhawatiran karena sering menimbulkan kondisi gawat darurat medis. Kondisi ini terjadi ketika usus buntu mengalami peradangan dan pembengkakan, yang jika tidak ditangani, dapat menimbulkan komplikasi serius.
Usus buntu sendiri adalah organ kecil berbentuk tabung, seukuran jari, yang menempel di ujung kanan bawah usus besar. Terkadang, pergerakan feses dalam usus besar dapat menyumbat atau menginfeksi usus buntu, menyebabkan peradangan.
Peradangan ini membuat usus buntu membengkak, dan jika pembengkakan semakin parah, usus buntu bisa pecah. Pecahnya usus buntu adalah keadaan darurat medis karena dapat berisiko menyebarkan bakteri dari dalam usus ke seluruh rongga perut, memicu infeksi yang dikenal sebagai peritonitis.
Kasus radang usus buntu akut paling sering terjadi pada usia 10 hingga 30 tahun, dengan insiden tinggi di kalangan remaja. Meskipun anak-anak yang lebih muda juga dapat mengalaminya. Gejala yang paling umum dari apendisitis meliputi nyeri perut, mual, dan kehilangan nafsu makan. Gejala-gejala ini sering kali mengikuti pola tertentu yang memudahkan identifikasi apendisitis.