Menu

KTT BRICS Kecam 'Pembunuhan Massal' Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Desak Gencatan Senjata 

Zuratul 24 Oct 2024, 12:05
KTT BRICS Kecam 'Pembunuhan Massal' Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Desak Gencatan Senjata.
KTT BRICS Kecam 'Pembunuhan Massal' Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Desak Gencatan Senjata.

RIAU24.COM -Kelompok ekonomi BRICS telah mengadopsi deklarasi bersama yang menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan militer Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang telah “menyebabkan pembunuhan massal” dan menyerukan gencatan senjata segera dan menyeluruh.

"Kami menekankan kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen di Jalur Gaza, pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera dan tahanan dari kedua belah pihak yang ditahan secara ilegal, dan aliran bantuan kemanusiaan yang tak terhalang, berkelanjutan, dan dalam skala besar ke Jalur Gaza, serta diakhirinya semua tindakan agresif," kata Deklarasi Kazan, yang dinamai berdasarkan kota Rusia yang menjadi tuan rumah pertemuan puncak tiga hari kelompok tersebut, kantor berita Anadolu melaporkan pada hari Rabu.

Negara-negara BRICS kembali menegaskan “keprihatinan mendalam” mereka terhadap memburuknya situasi dan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina yang diduduki akibat operasi militer Israel.

“Kami tegaskan kembali keprihatinan mendalam kami atas memburuknya situasi dan krisis kemanusiaan di Wilayah Palestina yang Diduduki, khususnya eskalasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat sebagai akibat dari serangan militer Israel, yang mengakibatkan pembunuhan massal dan cedera warga sipil, pengungsian paksa, dan kerusakan luas pada infrastruktur sipil.”

"Kami menyatakan keprihatinan atas situasi di Lebanon Selatan. Kami mengutuk hilangnya nyawa warga sipil dan kerusakan besar pada infrastruktur sipil akibat serangan Israel di wilayah permukiman di Lebanon dan menyerukan penghentian segera aksi militer," tambah deklarasi tersebut.

Ia juga mengutuk serangan Israel terhadap “operasi kemanusiaan, infrastruktur, personel dan titik distribusi.”

Resolusi Dewan Keamanan

Deklarasi yang diterbitkan oleh Kremlin tersebut menyerukan penerapan penuh resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan dan menyambut upaya Mesir dan Qatar, serta upaya regional dan internasional lainnya, untuk mencapai gencatan senjata segera dan mempercepat bantuan kemanusiaan.

"Kami juga menyampaikan kekhawatiran kami bahwa eskalasi konflik lebih lanjut di Jalur Gaza berisiko meningkatkan ketegangan, ekstremisme, dan konsekuensi yang sangat merugikan di tingkat regional dan global," tambah deklarasi tersebut, yang selanjutnya menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menahan diri secara maksimal dan menghindari "tindakan eskalasi dan pernyataan provokatif."

Deklarasi tersebut selanjutnya mencatat tindakan sementara Mahkamah Internasional dalam proses yang dimulai oleh Afrika Selatan terhadap Israel.

Hampir 43.000 Orang Tewas

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan terhadap Gaza.

Saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hingga saat ini, 42.792 warga Palestina telah terbunuh dan 100.412 lainnya terluka.

Selain itu, sedikitnya 11.000 orang belum diketahui keberadaannya, diduga tewas tertimbun reruntuhan rumah mereka di seluruh wilayah Strip.

Israel mengatakan bahwa 1.200 tentara dan warga sipil tewas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober. 

Media Israel menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa banyak warga Israel tewas pada hari itu karena 'tembakan teman'.

(***)