Menu

Fakta-fakta 'Jam Koma', Kata Siapa Cuma Gen Z yang Mengalami?

Devi 24 Oct 2024, 08:09
Fakta-fakta 'Jam Koma', Kata Siapa Cuma Gen Z yang Mengalami?
Fakta-fakta 'Jam Koma', Kata Siapa Cuma Gen Z yang Mengalami?

RIAU24.COM -  Fenomena jam koma sedang hangat diperbincangkan, terutama di kalangan Gen Z. Jam koma artinya memang susah didefinisikan, tapi merujuk kondisi saat seseorang merasa sangat lelah hingga sulit untuk fokus atau beraktivitas dengan normal, meski tidak dalam keadaan tidur.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan kelelahan mental dan fisik akibat kebiasaan yang tidak sehat, seperti kurangnya istirahat, overthinking, atau penggunaan media sosial yang berlebihan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa jam koma bukanlah masalah yang hanya dialami oleh kelompok tertentu.

Bukan Cuma Gen Z yang Mengalami

Meski banyak dikaitkan dengan Gen Z, sebenarnya fenomena jam koma bisa dialami oleh siapa saja.

Seperti yang dijelaskan oleh psikolog Rosdiana Setyaningrum, popularitas topik ini meningkat karena Gen Z lebih aktif membagikan pengalaman melalui media sosial. Akibatnya, jam koma menjadi viral dan sering dianggap sebagai tren baru.

Overthinking dan Media Sosial Berlebihan

Salah satu penyebab utama jam koma adalah overthinking. Pikiran yang terus menerus dipenuhi kekhawatiran membuat tubuh sulit untuk beristirahat dengan baik.

"Gen Z sering overthinking. Otak kiri terlalu aktif dan terlalu berkembang, lalu otak kanan kurang, regulasi emosi juga jelek. Ini menyebabkan nggak fokus dan bisa jadi jam koma," jelas Rosdiana saat dihubungi detikcom, Rabu (23/10/2024).

Selain itu, kebiasaan terlalu lama menggunakan media sosial juga turut memperparah kondisi ini, karena waktu yang dihabiskan untuk layar sering kali mengurangi waktu istirahat yang seharusnya dimanfaatkan untuk pemulihan energi.

Kurangnya Waktu Istirahat

Pola tidur yang buruk dan kebiasaan bekerja tanpa henti adalah faktor lain yang memicu jam koma.

"Tidur panjang belum tentu berkualitas. Kalau kita tidur pagi lalu bangun siang, sebenernya percuma, karena otak kita bekerja dan badan udah aktif," jelas Rosdiana.

Tubuh tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk pulih, sehingga energi terkuras dan menurunkan tingkat konsentrasi serta produktivitas.

Kurang Minum Berkontribusi Terhadap Jam Koma

Selain itu, kurangnya asupan cairan juga mempengaruhi terjadinya jam koma. Tubuh yang tidak terhidrasi dengan baik akan lebih cepat merasa lelah, kehilangan fokus, dan sulit untuk mempertahankan stamina sepanjang hari.

"Banyak minum air karena kita butuh cairan agar tetap fokus dan nggak burn out," ungkap Veronica, seorang psikolog saat dihubungi detikcom, Rabu (23/10/2024).

Memastikan asupan air yang cukup setiap hari adalah langkah penting untuk menjaga tubuh tetap segar dan waspada.

Jam Koma Bukanlah Hal yang Normal

Walaupun kelelahan sering dialami dalam aktivitas sehari-hari, penting untuk diingat bahwa jam koma bukanlah hal yang seharusnya dianggap normal.
"Bukan hal yang wajar jam koma, kalau lelah wajar. Tapi, jam koma juga dipicu oleh pola hidup, jadi benerin juga pola hidup dan pola makannya," pungkas Rosdiana.

Menjaga pola hidup sehat, memperhatikan pola makan, memastikan waktu tidur yang cukup, serta mengatur keseimbangan antara aktivitas dan istirahat menjadi kunci penting untuk menghindari dampak buruk dari jam koma ini.

Dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, serta memenuhi kebutuhan dasar tubuh seperti istirahat dan hidrasi, fenomena jam koma dapat dihindari dan produktivitas dapat tetap terjaga. ***