Si Manusia Kayu, Film Terseram Secara Science Asal Irlandia
RIAU24.COM - Ada sesuatu yang istimewa di jantung Oddity. Dalam pusaran subgenre horor, permata Irlandia ini menawarkan pembunuhan, balas dendam, cerita rakyat, dan banyak lagi. Namun di intinya adalah koleksi menyeramkan yang dikenal sebagai Manusia Kayu.
Dirilis sejak Agustus kemarin, horor thriller bertajuk Oddity menuai banyak sekali pujian. Film karya Damien McCarthy itu bahkan mendapatkan skor 96% di Rotten Tomatoes dan masuk jajaran 20 film terseram berdasarkan science.
Oddity mendapat sambutan hangat karena ikonografinya yang menyeramkan (termasuk manusia kayu seukuran manusia asli yang dimiliki oleh Darcy), latarnya yang klaustrofobik, atmosfernya yang mengerikan, sinematografinya yang sangat suram, struktur ceritanya yang inventif, dan humornya yang mengerikan.
Film yang paling menakutkan ditentukan dengan mengukur dampak rata-rata film yang masuk dalam daftar pendek terhadap detak jantung dan varians detak jantung penonton yang diukur oleh Science of Scare Project yang didirikan sejak 2020.
"Dengan detak jantung (BPM), semakin tinggi angkanya, semakin cepat film tersebut membuat darah penonton terpompa, indikator kegembiraan dan ketakutan sebagai bagian dari naluri melawan atau lari," tulisnya dalam rilis.
"Di sisi lain, varians detak jantung (HRV), mengukur waktu di antara setiap detak jantung kamu. Semakin rendah varians detak jantung, semakin stres penonton kami, indikator yang baik dari rasa takut dan ngeri yang membara perlahan."
Meskipun 10 film baru ditayangkan untuk panel 2024, hanya satu entri Oddity yang masuk ke 20 besar, menempati posisi nomor 20.
Artinya, film ini mengalahkan film horor hebat lainnya tahun ini, termasuk Alien: Romulus, The First Omen, Immaculate, Late Night with the Devil, Longlegs, Speak No Evil, Stopmotion, The Substance, dan Terrifier 3.
Meski begitu daftar film yang diuji Science of Scare Project tak terlalu objektif karena tidak semua film horor yang dibuat dapat ditayangkan dalam panel tersebut.
Selain itu, penyelenggara menyatakan bahwa studi tersebut hanya mempertimbangkan entri berbahasa Inggris dalam genre tersebut.