Menu

Krisis Asia Barat: Hizbullah Targetkan Basis Intelijen Israel di Tel Aviv

Amastya 22 Oct 2024, 13:59
Pangkalan Glilot dari unit intelijen militer 8200 (seperti yang terlihat di kanan atas) menjadi sasaran Hizbullah /Reuters
Pangkalan Glilot dari unit intelijen militer 8200 (seperti yang terlihat di kanan atas) menjadi sasaran Hizbullah /Reuters

RIAU24.COM - Kelompok militan Lebanon yang bersekutu dengan Iran Hizbullah mengatakan pada hari Selasa (22 Oktober) bahwa mereka menargetkan dua posisi di pinggiran kota Tel Aviv Israel, termasuk pangkalan intelijen.

Mengutip pernyataan dari Hizbullah, sebuah laporan oleh kantor berita AFP mengatakan bahwa salvo roket ditembakkan ke pangkalan Glilot dari unit intelijen militer 8200.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Hizbullah menembakkan roket ke posisi lain di pinggiran kota Tel Aviv.

Israel mengebom kelompok keuangan yang terkait dengan Hizbullah Al-Qard Al-Hassan

Serangan Hizbullah terjadi sehari setelah militer Israel mengumumkan bahwa mereka membom cabang-cabang Lebanon dari sebuah asosiasi yang dituduh membiayai Hizbullah.

Menurut media pemerintah Lebanon pada Senin (21 Oktober), ada 11 serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, banyak di antaranya menargetkan Al-Qard Al-Hassan yang terkait dengan operasi keuangan Hizbullah.

Konflik antara Israel dan kelompok militan Lebanon yang bersekutu dengan Iran Hizbullah berlanjut setahun yang lalu ketika kelompok militan itu mulai menembakkan roket ke Israel untuk mendukung militan Palestina Hamas pada awal perang Gaza.

Menurut kementerian kesehatan Lebanon, konflik yang sedang berlangsung telah menyebabkan lebih dari 2.400 orang tewas dan lebih dari 11.600 lainnya terluka di negara itu.

Blinken menuju ke Asia Barat untuk dorongan gencatan senjata baru

Dalam pembaruan terbaru dari krisis Asia Barat, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menuju ke Asia Barat pada hari Senin untuk meluncurkan dorongan lain untuk gencatan senjata yang sulit dipahami, berusaha untuk menghidupkan kembali negosiasi untuk mengakhiri perang Gaza dan meredakan konflik limpahan di Lebanon.

Ini adalah perjalanan ke-11 ke wilayah itu sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober tahun lalu.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Blinken akan membahas dengan para pemimpin di Israel dan negara-negara Arab tetangga tentang pentingnya mengakhiri perang di Gaza, cara-cara untuk memetakan rencana pasca-konflik untuk kantong Palestina, dan bagaimana mencapai solusi diplomatik untuk konflik antara Israel dan Hizbullah.

(***)