Menu

Hamas Merilis Pesan Pertama Setelah Kematian Yahya Sinwar

Amastya 18 Oct 2024, 18:41
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar /Reuters
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar /Reuters

RIAU24.COM - Dalam reaksi pertamanya setelah kematian Yahya Sinwar, Hamas pada hari Jumat (18 Oktober) mengatakan, bahwa gerakan itu tidak dapat dihilangkan, menambahkan bahwa Hamas adalah gerakan pembebasan.

Anggota biro politik Hamas Basem Naim mengatakan akan melanjutkan perjuangan rakyat Palestina.

"Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh orang-orang yang mencari kebebasan dan martabat, dan ini tidak dapat dihilangkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kami percaya bahwa takdir kami adalah salah satu dari dua hal baik, baik kemenangan atau kemartiran," tambah Naim.

"Ya, sangat menyakitkan dan menyedihkan kehilangan orang-orang tercinta, terutama pemimpin luar biasa seperti kami, tetapi yang kami yakini adalah bahwa kami memang demikian; Ini adalah hasil bagi semua orang yang berjuang untuk kebebasan mereka," tambahnya.

IDF memburu saudara laki-laki Sinwar

Setelah membunuh pemimpin Hamas Sinwar di Gaza pada hari Kamis, Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa mereka sekarang secara aktif memburu Muhammad Sinwar, saudara laki-laki Yahya, dan semua komandan senior Hamas lainnya.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel akan melanjutkan operasi mereka di Gaza untuk menargetkan kelompok yang didukung Iran dan infrastrukturnya.

Biden memuji kematian Sinwar

Presiden AS Joe Biden menyebut kematian kepala Hamas sebagai titik balik dalam perang, sementara Iran mengklaimnya sebagai martir.

Ini adalah hari yang baik bagi Israel, untuk Amerika Serikat, dan untuk dunia," kata Biden.

"Bagi teman-teman Israel saya, ini tidak diragukan lagi adalah hari kelegaan dan kenangan, mirip dengan adegan yang disaksikan di seluruh Amerika Serikat setelah Presiden Obama memerintahkan serangan untuk membunuh Osama Bin Laden pada tahun 2011," tambahnya.

Tubuh Sinwar dipindahkan ke lokasi rahasia

Jenazah pemimpin Hamas Sinwar telah dipindahkan ke lokasi rahasia di dalam Israel setelah menjalani otopsi di Institut Forensik Abu Kabir semalam, berita Ibrani melaporkan, mengutip laporan Walla.

Otopsi mengonfirmasi bahwa Sinwar tewas oleh tembakan di kepala dan tembakan peluru, menurut sebuah laporan.

Namun, lembaga forensik sedang menunggu temuan tes tambahan untuk menentukan apakah ada obat-obatan atau zat lain yang tidak biasa dalam darahnya pada saat kematiannya.

(***)