Menu

AS akan Kerahkan Sistem Anti Rudal THAAD di Israel untuk Menghalau Serangan Iran di Masa Depan

Amastya 14 Oct 2024, 12:40
Sistem senjata Pertahanan Area Ketinggian Tinggi Terminal Angkatan Darat AS (THAAD) terlihat di Pangkalan Angkatan Udara Andersen /Reuters
Sistem senjata Pertahanan Area Ketinggian Tinggi Terminal Angkatan Darat AS (THAAD) terlihat di Pangkalan Angkatan Udara Andersen /Reuters

RIAU24.COM - Amerika Serikat mengumumkan pada hari Minggu (13 Oktober) bahwa mereka akan mengerahkan sistem anti-rudal canggih ke Israel, bersama dengan pasukan AS untuk mengoperasikannya, untuk memperkuat pertahanan udara negara itu menyusul serangan Iran awal bulan ini.

Presiden Joe Biden meminta Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk mengotorisasi pengerahan baterai Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dan kru personel militer AS terkait ke Israel.

"Baterai THAAD akan menambah sistem pertahanan udara terintegrasi Israel. Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat Amerika Serikat untuk pertahanan Israel, dan untuk membela orang Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran," kata Sekretaris Pers Mayor Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

"Ini adalah bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir, untuk mendukung pertahanan Israel dan melindungi orang Amerika dari serangan oleh Iran dan milisi yang bersekutu dengan Iran," tambah Ryder.

Hanya sistem AS yang dirancang untuk mencegat target di luar dan di dalam atmosfer

Sistem THAAD, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, adalah satu-satunya sistem AS yang dirancang untuk mencegat target di luar dan di dalam atmosfer.

Ini bukan pertama kalinya AS mengerahkan THAAD ke Israel, setelah sebelumnya melakukannya pada 2019 selama latihan bersama dan menyusul serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, menurut pernyataan itu.

Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel.

Serangan ini terjadi setelah pembunuhan Israel terhadap pemimpin kelompok Hizbullah yang didukung Iran, Hassan Nasrallah, pada 27 September.

Serangan ini lebih besar dari tanggapan Iran pada April ketika meluncurkan 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah ke Israel setelah serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.

Iran memperingatkan AS agar tidak mengirim pasukan ke Israel

Sebelumnya pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan bahwa dengan mengirim pasukan AS ke Israel untuk mengoperasikan sistem rudal, AS membahayakan personel militernya.

"Sementara kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di wilayah kami, saya mengatakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki garis merah dalam membela rakyat dan kepentingan kami," tulis Araghchi di X.

(***)