RIAU24.COM - Parlemen menyetujui kenaikan pajak besar pertama Ukraina pada hari Kamis untuk menopang keuangannya karena perang dengan Rusia berlarut-larut tanpa akhir yang terlihat.

Yaroslav Zhelezniak, seorang anggota parlemen dari partai Holos, mengatakan 247 dari 450 deputi di Verkhovna Rada telah menyetujui kenaikan tersebut.

“Ukraina menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk mendanai tentaranya, dan tingkat perpajakan saat ini tidak cukup untuk menutupi meningkatnya pengeluaran pertahanan, yang telah melonjak sejak invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022,” kata kementerian keuangan.

Bantuan keuangan asing tetap penting bagi Ukraina untuk dapat menyeimbangkan anggarannya di tahun mendatang.

Sejak dimulainya invasi Rusia, Ukraina telah menerima hampir $ 100 miliar dalam bantuan ekonomi Barat, yang membantu membayar pensiun, upah sektor publik dan pengeluaran sosial lainnya.

Kyiv membutuhkan $12 miliar lagi pada akhir 2024 untuk dibelanjakan untuk pertahanan. Defisit anggaran tahun depan diperkirakan akan berjumlah sekitar $ 38 miliar.

Undang-undang baru mencakup kenaikan pajak perang dari 1,5% menjadi 5% untuk penduduk, pajak yang lebih tinggi untuk pengusaha perorangan dan usaha kecil, pajak 50% atas keuntungan bank, dan pajak 25% atas keuntungan perusahaan keuangan.

Iryna Geraschenko, seorang anggota parlemen dari partai oposisi Solidaritas Eropa, mengatakan pajak baru akan berlaku surut mulai awal Oktober.

Tidak segera jelas berapa banyak uang tambahan yang akan dikumpulkan setelah anggota parlemen memperkenalkan sejumlah amandemen selama debat, yang ditutup untuk umum karena alasan keamanan masa perang.

Undang-undang itu masih perlu ditandatangani oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy sebelum mulai berlaku.

Selain pajak baru, pemerintah telah meningkatkan pinjamannya di pasar domestik dan merestrukturisasi utang luar negeri Ukraina, menghemat $ 11,4 miliar selama tiga tahun ke depan.

(***)