Menu

BPOM RI Perluas Izin Pengobatan Canggih, Harga Stem Cell 'Cs' Bakal Murah?

Devi 8 Oct 2024, 10:06
BPOM RI Perluas Izin Pengobatan Canggih, Harga Stem Cell 'Cs' Bakal Murah?
BPOM RI Perluas Izin Pengobatan Canggih, Harga Stem Cell 'Cs' Bakal Murah?

RIAU24.COM - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar menyebut tren kematian secara global didominasi oleh penyakit non-infeksi. Hal yang sama juga dialami Indonesia, sekitar 73 persen kematian dilaporkan akibat penyakit tidak menular, seperti gangguan metabolisme diabetes, stroke, hingga kanker.

Sayangnya, sederet penyakit tersebut relatif sulit diobati, terlebih bila sudah masuk komplikasi. Walhasil, peluang kesembuhan seringnya tidak setinggi yang diharapkan.

Menurut Taruna, Indonesia perlu mulai beralih ke teknologi pengobatan 'advanced' atau lebih canggih yakni advanced therapy medical product (ATMP). Terapi tersebut umumnya berbasis sel hingga genetik dan sudah banyak dilakukan negara maju seperti Jepang hingga Korea Selatan. Walhasil, pengobatan bisa dilakukan lebih presisi dengan menganalisis sasaran sel maupun genetik masing-masing pasien.

"Karena kalau menggunakan pengobatan atau metode chemical medicine saja, dia seringkali hanya mengobati gejala, tidak lantas menyembuhkan," beber Taruna Ikrar dalam konferensi pers Senin (7/10/2024).

"Tren pengobatan sudah bergeser secara global, produk-produk biologi seperti ini akan merajai dunia."

Taruna merinci sudah ada empat industri farmasi yang mengajukan hingga registrasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Masing-masing riset pendekatan teknologi yang diajukan kebanyakan untuk mengobati kanker hingga masalah tulang.

Ia tidak memungkiri pelayanan semacam ini relatif mahal lantaran biaya 'ongkos' produksi satu farmasi saja memakan ratusan miliar rupiah. Bagaimana agar bisa dipakai masyarakat kelas menengah ke bawah?

"Teknologi ini mahal, dari Biofarma untuk pembangunan itu menghabiskan uang ratusan miliar, Daewong juga sama seperti itu, di dalam suatu teknologi baru itu pasti mahal. Tapi ini kan berjalan, bila diproduksi secara umum, harga akan turun," tandas dia.

Komitmen memproduksi massal disebut Taruna sudah dijanjikan sejumlah industri farmasi. Jalan produksi untuk mendapatkan advanced teknologi ditekankannya relatif panjang.

Perlu ada hasil uji klinis yang menunjukkan efikasi tinggi terlebih dulu, sebelum akhirnya mendapatkan izin edar BPOM RI. Meski begitu, Taruna menilai ada banyak cara yang mungkin bisa dilakukan pemerintah untuk mempermudah masyarakat mengakses teknologi pengobatan canggih tersebut.

"Apakah nanti bisa dibantu negara, BPJS, tentu itu akan didiskusikan," pungkasnya.

Sebagai gambaran, sejumlah ATMP yang sudah mendapat izin CPOB adalah terapi sel punca, terapi stem cell. Harganya relatif fantastis berkisar puluhan hingga ratusan juta rupiah. Pengobatan semacam ini dinilai canggih lantaran ditujukan untuk mengobati segala penyakit dan membuat pasien kronis lepas dari ketergantungan obat. ***