Menu

Studi: Ibu yang Gunakan Ganja Saat Hamil Dapat Menyebabkan Perubahan Genetik pada Bayi

Amastya 4 Oct 2024, 13:57
Gambar representatif /pexels
Gambar representatif /pexels

RIAU24.COM Wanita yang menggunakan ganja selama kehamilan mungkin menyebabkan perubahan genetik pada bayi mereka, menurut sebuah penelitian yang tampaknya telah dengan jelas menetapkan hubungan untuk pertama kalinya di dunia.

Studi yang dilakukan oleh University of Canterbury di Selandia Baru tampaknya mengonfirmasi asumsi lama bahwa ada korelasi antara penggunaan ganja ibu dan susunan genetik keturunan.

Menurut para peneliti, wanita hamil yang merokok ganja dapat menyebabkan paparan ganja prenatal atau PCE pada bayi yang belum lahir, yang memengaruhi perkembangan otak mereka.

Studi ini menemukan bahwa penggunaan ganja prenatal dikaitkan dengan perubahan molekuler pada gen anak-anak yang terpapar.

"Kami tahu penggunaan ganja selama kehamilan dikaitkan dengan perkembangan otak dan fungsi kognitif masa kanak-kanak dan remaja. Namun, penelitian sebelumnya belum dapat membuktikan bahwa paparan ganja secara khusus menyebabkan efek buruk pada perkembangan saraf yang telah diamati," kata Dr Amy Osborne, yang memimpin penelitian tersebut.

Telah terlihat sejak pandemi Covid bahwa lebih banyak wanita hamil yang menggunakan ganja. Banyak dari mereka merokok ganja untuk mengatasi perubahan fisiologis terkait kehamilan, stres, dan komplikasi lainnya.

Para peneliti mencapai kesimpulan setelah memeriksa data genomik dari penelitian di Inggris dan Selandia Baru.

"Menggunakan data dari individu saat lahir, berusia tujuh, 15-17, dan 27, kami menunjukkan tanda tangan molekuler paparan ganja prenatal (PCE) pada individu yang terpapar. Kami mengidentifikasi sejumlah besar perubahan molekuler dalam gen yang terlibat dalam perkembangan saraf dan penyakit perkembangan saraf, di sepanjang perjalanan hidup," kata Dr Osborne.

"Ini adalah temuan kunci karena menunjukkan ada hubungan molekuler antara paparan ganja prenatal dan dampak pada gen yang terlibat dalam perkembangan saraf," katanya dalam rilis dari universitas.

Penemuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry, berupaya menciptakan kesadaran tentang risiko penggunaan ganja pada saat banyak negara melonggarkan norma seputar obat, membuatnya lebih bebas tersedia untuk wanita.

"Kami berharap penelitian kami akan menginspirasi penyelidikan lebih lanjut. Dan akan segera ada saran yang lebih jelas kepada wanita hamil tentang dampak penggunaan ganja. Jika tidak, potensi risiko bagi anak-anak tetap ada, dan kemungkinan akan tumbuh." Kata Dr Osborne.

(***)