Hindari Minum Teh Setelah Minum Obat, Ini 6 Efek Buruknya
RIAU24.COM - Meskipun teh mengandung banyak senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, namun minum teh bersamaan ataupun setelah minum obat tidak dianjurkan. Salah satu alasannya adalah karena teh mengandung kafein dan tanin. Ketika berinteraksi dengan kandungan tertentu dalam obat-obatan, efeknya bisa memicu masalah bagi kesehatan.
Ketahui interaksi teh dengan obat-obatan tertentu beserta efek sampingnya di bawah ini.
Efek Samping Minum Teh Setelah Konsumsi Obat
Berikut adalah alasan tidak boleh minum teh setelah konsumsi obat:
1. Proses Penyerapan Obat Bisa Terganggu
Dilansir situs MedlinePlus, kandungan tanin dalam teh (terutama teh hitam) bisa menghambat proses penyerapan obat tertentu, seperti obat antipsikotik yang mengandung phenothiazine.
Senyawa tanin dalam teh bisa dengan mudah melebur dengan zat lain, seperti protein dan mineral. Oleh sebab itu, disarankan untuk menghindari konsumsi teh hitam 1-2 jam setelah mengkonsumsi obat phenothiazine.
2. Menurunkan Efektivitas Obat Tertentu
Alasan tidak boleh minum teh setelah minum obat yaitu bisa menurunkan efektivitas pada beberapa jenis obat, di antaranya:
- Phenobarbital dan phenytoin (obat kejang)
- Rosuvastatin (obat penurun gula kolesterol)
- Felodipine (obat hipertensi)
- Risedronate (obat osteoporosis).
3. Berisiko Terkena Masalah Jantung
Minum teh bersamaan dengan obat-obatan bisa menyebabkan masalah pada jantung. Salah satunya pada efedrin (ephedrine).
Teh hitam mengandung kafein yang juga bekerja sebagai obat perangsang untuk mempercepat sistem saraf. Dalam hal ini, efedrin juga merupakan obat perangsang.
Ketika teh hitam dikonsumsi bersama efedrin, maka bisa menyebabkan rangsangan yang berlebihan. Bahkan, terkadang bisa efek samping yang serius serta masalah jantung.
Pada orang-orang tertentu, kandungan kafein teh dengan jumlah besar bisa menyebabkan detak jantung tidak teratur.
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki penyakit jantung disarankan untuk mengkonsumsi kafein dalam jumlah sedang saja.
4. Menghambat Obat Penunda Pembekuan Darah
Obat-obatan seperti Warfarin (Coumadin) digunakan untuk mencegah atau memperlambat proses pembekuan darah. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan vitamin K yang memproduksi protein yang dibutuhkan dalam pembekuan darah.
Beberapa jenis teh, seperti teh hijau dan teh hitam memiliki kandungan vitamin K yang bertolak belakang dengan Warfarin.
Minum teh hitam dalam jumlah banyak bisa menurunkan efek warfarin. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko pembekuan darah dan penyumbatan pada pembuluh darah yang berpotensi membahayakan.
5. Menimbulkan Gelisah dan Sakit Kepala
Dikutip dari WebMD, mengkonsumsi antibiotik bersamaan dengan teh hitam bisa meningkatkan risiko efek samping, seperti kegelisahan, sakit kepala, hingga peningkatan denyut jantung.
Efek samping serupa juga akan timbul jika teh hitam berinteraksi dengan beberapa obat ini:
- Pil KB (obat kontrasepsi)
- Cimetidine (obat asam lambung)
- Disulfiram (Antabuse)
- Estrogen (obat untuk masalah akibat kekurangan hormon estrogen)
6. Meningkatkan Risiko Kejang-kejang
Fenobarbital merupakan obat yang digunakan untuk mengobati kejang. Kafein dalam teh hitam berperan dalam menurunkan efek fenobarbital, sehingga meningkatkan risiko kejang pada sebagian orang. Efek serupa juga bisa terjadi ketika mengkonsumsinya dengan Fenitoin (Dilantin) dan Valproat.
Berapa Lama Boleh Minum Teh Setelah Minum Obat?
Jarak waktu boleh minum teh baik itu sebelum maupun setelah minum obat, antara jenis obat satu dan obat lainnya bisa bisa berbeda-beda.
Jenis teh seperti teh hitam mengandung zat kimia tanin, yang mengikat banyak obat termasuk antidepresan trisiklik sekaligus mengurangi jumlah obat yang diserap tubuh.
Untuk menghindari interaksi ini, jangan teh hitam 1 jam sebelum dan 2 jam setelah mengonsumsi obat antidepresan trisiklik.
Contoh lainnya, hindari minum teh hitam 1 jam sebelum dan 2 jam setelah mengkonsumsi obat fenotiazin (obat gangguan mental).
Pasalnya, ada kekhawatiran bahwa fenotiazin bisa mengurangi pemecahan kafein. Hal tersebut ditakutkan bisa meningkatkan kadar kafein dalam tubuh dan meningkatkan risiko efek samping kafein.
Penting untuk diingat, konsultasikanlah selalu dengan dokter atau apoteker untuk mengetahui jarak waktu dan interaksi potensial hingga risiko antara makanan, minuman, dan obat-obatan yang dikonsumsi. ***