Hari Non-Kekerasan Internasional 2024: Simak Sejarah, Signifikansi, dan Pentingnya
RIAU24.COM - Hari Internasional Non-Kekerasan dirayakan setiap tahun pada hari Gandhi Jayanti, 2 Oktober.
Hari itu diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2007 dan merayakan ulang tahun kelahiran Mahatma Gandhi.
Gandhi adalah pelopor dalam gerakan kemerdekaan India dan percaya pada non-kekerasan.
Hari itu menghormati ajarannya yang tak lekang oleh waktu untuk menyelesaikan konflik dengan cara tanpa kekerasan dan meningkatkan kesadaran.
Sejarah Hari Internasional Non-Kekerasan
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) menetapkan Hari Non-Kekerasan Internasional pada tanggal 15 Juni 2007.
Diperingati pada tanggal 2 Oktober untuk meningkatkan kesadaran tentang pesan non-kekerasan, yang terinspirasi oleh gerakan Mahatma Gandhi.
Hari ini bertujuan untuk mempromosikan pesan perdamaian dan harmoni dalam komunitas global.
Ini adalah pengingat akan ajaran Gandhi dan mendidik orang-orang tentang efektivitas pendekatan tanpa kekerasan untuk menunjukkan perlawanan terhadap gerakan sosial atau politik.
Signifikansi dan pentingnya Hari Non-Kekerasan Internasional
Menurut UNGA, Hari Internasional Non-Kekerasan diperingati untuk menyebarluaskan pesan non-kekerasan, termasuk melalui edukasi dan kesadaran publik. Hari itu menandakan pentingnya sarana damai untuk mengatasi konflik.
Ini terinspirasi oleh ajaran Gandhi, yang percaya kekerasan tidak mengarah pada solusi damai.
Pesan Gandhi tentang 'Ahimsa' tetap menjadi pesan abadi dan mendesak orang untuk mengadopsi perdamaian dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Hari Internasional Non-Kekerasan menyoroti pentingnya dialog daripada kekerasan.
Ini mendesak orang untuk menggunakan cara serupa untuk mencari keadilan dan memperjuangkan apa yang benar dengan cara yang damai.
Di dunia saat ini di mana kekerasan sering disaksikan, hari ini berfungsi sebagai pengingat untuk mencari cara-cara perlawanan tanpa kekerasan.
Ini menekankan bahwa kekerasan bukanlah jawaban untuk menyelesaikan masalah karena kekerasan sering menyebabkan lebih banyak kekerasan.
(***)