Menu

Angka Kelahiran Anjlok, Menkes Rusia Minta Warganya Bercinta saat Istirahat Kerja

Devi 1 Oct 2024, 13:33
Angka Kelahiran Anjlok, Menkes Rusia Minta Warganya Bercinta saat Istirahat Kerja
Angka Kelahiran Anjlok, Menkes Rusia Minta Warganya Bercinta saat Istirahat Kerja

RIAU24.COM Rusia mengimbau warganya untuk bercinta ketika istirahat kerja demi meningkatkan angka kelahiran yang semakin drop dalam beberapa tahun terakhir. Rusia mencatatkan angka kelahiran terendah dalam 25 tahun terakhir pada 6 bulan pertama tahun 2024.

Angka kelahiran di Rusia tidak mencapai 100 ribu untuk pertama kalinya pada bulan Juni. Kombinasi penurunan angka kelahiran dan peningkatan angka kematian selama perang telah memperburuk krisis populasi tersebut. Ini juga belum ditambah warga yang memutuskan untuk bermigrasi karena perang.

"Sekarang berada di level yang sangat rendah yaitu 1,4. Ini sebanding dengan negara-negara Eropa, Jepang, dan sebagainya. Namun ini adalah bencana bagi masa depan bangsa," kata juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov dikutip dari Newsweek, Senin (23/9/2024).

Pemerintah Rusia tengah berupaya meningkatkan angka kelahiran dengan menawarkan keringanan pajak dan insentif tunai pada keluarga. Kini mereka juga meminta warga untuk membalikkan penurunan tersebut dengan bercinta ketika waktu istirahat kerja.

Menteri Kesehatan Rusia Yevgeny Shestopalov mengatakan masyarakat juga harus mengambil peran.

"Sangat sibuk di tempat kerja bukanlah alasan yang sah, tapi alasan yang lemah. Anda dapat melakukan prokreasi selama waktu istirahat, karena hidup berlalu begitu cepat," kata Yevgeny.

"Selama waktu istirahat," sambungnya ketika ditanya bagaimana orang yang bekerja 12-14 jam untuk menemukan waktu bercinta bersama pasangan.

Rusia bukan negara satu-satunya yang mengalami masalah populasi. Negara seperti Jepang dan Korea Utara juga mengalami masalah serupa.

Untuk mengatasi hal tersebut, Jepang memberikan dukungan finansial bagi pasangan yang membesarkan anak atau sedang mengandung. Mereka juga memperluas akses penitipan anak dan memberikan tunjangan cuti orang tua.

Sementara di Korea Utara, pemerintah dilaporkan bakal menghukum dokter yang melakukan aborsi dan menyediakan alat kontrasepsi dengan hukuman penjara. ***