Menu

Biden Sebut Kematian Pemimpin Hizbullah Sebagai Bentuk Keadilan, Tegaskan Kembali Dukungan AS untuk Israel

Amastya 29 Sep 2024, 17:54
Presiden AS, Joe Biden /AFP
Presiden AS, Joe Biden /AFP

RIAU24.COM Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada hari Sabtu (28 September) menyebut kematian kepala Hizbullah sebagai ukuran keadilan, menekankan bahwa kelompok militan yang berbasis di Lebanon bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan orang Amerika di bawah pemerintahan teror Hassan Nasrallah selama empat dekade.

Hizbullah, pada hari Sabtu, mengonfirmasi bahwa kepala kelompok militan itu tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, sehari sebelumnya.

"Hassan Nasrallah dan kelompok teroris yang dipimpinnya, Hizbullah, bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan orang Amerika selama empat dekade pemerintahan teror. Kematiannya akibat serangan udara Israel adalah ukuran keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga sipil Amerika, Israel, dan Lebanon," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih.

"Serangan yang menewaskan Nasrallah terjadi dalam konteks konflik yang lebih luas yang dimulai dengan pembantaian Hamas pada 7 Oktober 2023. Nasrallah, keesokan harinya, membuat keputusan yang menentukan untuk bergandengan tangan dengan Hamas dan membuka apa yang disebutnya 'front utara' melawan Israel," tambahnya.

Biden menegaskan kembali dukungan Washington kepada Israel atas haknya untuk membela diri melawan Hizbullah, kelompok militan Palestina Hamas, Houthi yang berbasis di Yaman, dan kelompok teroris lain yang didukung Iran.

"Amerika Serikat sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri melawan Hizbullah, Hamas, Houthi, dan kelompok teroris lain yang didukung Iran," bunyi pernyataan itu.

Pada hari Jumat, presiden AS mengatakan dia mengarahkan menteri pertahanannya untuk lebih meningkatkan postur pertahanan pasukan militer Amerika di Timur Tengah untuk mencegah agresi dan mengurangi risiko perang regional yang lebih luas.

AS bertujuan untuk mengurangi konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon melalui sarana diplomatik," kata Biden.

Dia menambahkan, bahwa di Gaza, Washington telah mengejar kesepakatan yang didukung oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera.

“Sementara itu, di Lebanon, pemerintahan telah menegosiasikan kesepakatan yang akan mengembalikan orang dengan aman ke rumah mereka di Israel dan Lebanon selatan. Sudah waktunya bagi kesepakatan ini untuk ditutup, agar ancaman terhadap Israel dihilangkan, dan bagi kawasan Timur Tengah yang lebih luas untuk mendapatkan stabilitas yang lebih besar," kata presiden AS.

(***)