Menu

Trending di X, Guru Gembul Kritik Habaib Kontroversial di Markas Rabithah Alawiyah

Zuratul 10 Sep 2024, 11:12
Trending di X, Guru Gembul Kritik Habaib di Markas Rabithah Alawiyah. (Tangkapan Layar)
Trending di X, Guru Gembul Kritik Habaib di Markas Rabithah Alawiyah. (Tangkapan Layar)

RIAU24.COM - Nama Guru Gembul trending di sosial media X (dulunya Twitter) usai hadir di acara debat ilmiah dengan pihak Rabithah Alawiyah. 

Dalam video yang diunggah ulang oleh channel YouTube Guru Gembul pada 9 September 2024, kritik terbuka disampaikan terkait doktrin yang dianggap menyimpang oleh beberapa oknum Habaib di Indonesia.

Video tersebut berjudul “Serangan Terbuka untuk Doktrin Menyimpang Oknum Habib di Rabithah Alawiyah (reupload, dari Nabawi TV)” dan merupakan hasil diskusi dengan pihak Rabithah Alawiyah yang berlangsung sehari sebelumnya, 8 September 2024.

Dalam video tersebut, Guru Gembul menyampaikan rasa terima kasih kepada Rabithah Alawiyah yang memberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya secara terbuka. 

“Saya berbicara tidak untuk menjelekkan pihak tertentu, tetapi pada ide dan gagasan yang saya anggap menyimpang yang telah dipopulerkan oleh beberapa orang dari habaib di Indonesia,” tulisnya dalam keterangan video.

Kritik terhadap Polemik Nasab

Dalam orasinya, Guru Gembul menegaskan bahwa polemik terkait nasab di kalangan habaib seringkali lebih didasari sentimen dan bukan diskusi akademik. 

“Banyak yang berdebat tentang nasab, tetapi sangat sedikit dari mereka yang benar-benar memahami kitab-kitab yang relevan, seperti karya-karya dari Kiai Imad atau Rabithah Alawiyah,” jelasnya.

Menurutnya, polemik ini bukanlah perdebatan akademis, melainkan isu yang dipicu oleh beberapa oknum habaib yang menciptakan kerusuhan dan kesalahpahaman di kalangan umat Islam. 

Ia menyoroti bahwa polemik ini mulai mencuat sejak era reformasi, terutama saat munculnya Habib Rizieq dan FPI yang mulai memicu gesekan dengan kelompok-kelompok Islam lainnya.

Isu Kekerasan dan Tindakan Kontroversial

Guru Gembul juga menyoroti beberapa tindakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh habaib, seperti Habib Bahar bin Smith, yang dianggap menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan umat Islam. 

“Ketika seorang tokoh habaib menggunakan status keturunan Nabi untuk membenarkan tindakan kekerasan, ini sangat menyakiti hati kaum muslimin,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa umat Islam mencintai Nabi Muhammad dengan sepenuh hati, namun merasa tertekan dan tidak berani mengkritik tindakan beberapa oknum habaib yang kontroversial. 

Guru Gembul juga menyoroti peristiwa di mana Habib Bahar bin Smith dikritik karena perilaku yang dilihat sebagai simbol feodalisme di kalangan habaib, seperti santri-santri yang mencium kaki sang Habib.

Ajakan untuk Introspeksi

Dalam penutup orasinya, Guru Gembul mengajak semua pihak, termasuk habaib, untuk introspeksi diri. 

Ia menyarankan agar polemik ini tidak dilihat sebagai hasil adu domba pihak luar, melainkan masalah internal yang perlu diselesaikan dengan kepala dingin dan pemahaman yang mendalam. 

“Jika kita ingin maju, kita harus berani introspeksi dan mencari solusi yang tepat,” tegasnya.

Liputan ini menunjukkan pentingnya dialog terbuka dalam menyikapi permasalahan yang ada di masyarakat, terutama yang melibatkan tokoh agama dan figur publik.

Polemik nasab dan tindakan beberapa oknum habaib perlu dibahas dengan kepala dingin demi menjaga keharmonisan umat Islam. 

(***)