Menu

Pedoman Baru Tiongkok Memberi Guru Hak untuk ‘Mendisiplinkan’ Siswa

Amastya 5 Sep 2024, 20:14
Presiden Tiongkok, Xi Jinping /Reuters
Presiden Tiongkok, Xi Jinping /Reuters

RIAU24.COM Tiongkok mengeluarkan seperangkat pedoman untuk menjadikan profesi guru menjadi salah satu pekerjaan yang paling dihormati dan mengagumkan di Tiongkok pada tahun 2035.

 Pedoman tersebut, yang dirilis awal pekan ini oleh Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara, kabinet Tiongkok, berfokus pada perlindungan hak-hak mereka dan mendukung mereka untuk secara aktif mendisiplinkan siswa.

Aturan baru juga mengatur nol toleransi bagi guru yang melakukan malpraktik dan pelanggaran terkait.

Ada ketentuan untuk penegakan disiplin yang ketat serta konsekuensi hukum bagi pelanggar.

Menurut angka resmi China, ada 18,9 juta guru di negara itu, yang digambarkan oleh pemimpin puncak Xi Jinping yang dipimpin China sebagai sistem pengajaran skala terbesar di dunia.

Sistem pendidikan Tiongkok telah dikecam karena konon mendisiplinkan siswa dengan langkah-langkah seperti penahanan setelah kelas dan diharuskan berdiri selama kelas.

Cindy Wang, yang mengajar di sebuah sekolah menengah pertama di provinsi Hubei, China tengah, mengatakan kepada South China Morning Post, para guru khawatir jika sesuatu terjadi, mereka akan digambarkan dalam cahaya yang buruk.

"Cukup sulit untuk menemukan tingkat hukuman yang sesuai. Jika terlalu ringan, itu tidak akan berhasil, jika berat, itu bisa melukai siswa secara fisik atau mental," katanya kepada South China Morning Post.

"Tidak masalah apakah guru memiliki alasan yang baik untuk mendisiplinkan siswa, selama orang lain mengeluh tentang mereka, ada masalah," Xiong Bingqi, direktur Institut Penelitian Pendidikan Abad ke-21 yang berbasis di Beijing, menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Beijing News.

“Di bawah pendekatan ini, guru hanya akan menutup mata ketika siswa melanggar aturan," kata Xiong.

"Seringkali, atasan kami datang ke sekolah untuk kelas terbuka dan inspeksi lainnya, jadi kami harus menyiapkan banyak dokumen, yang bahkan menyita waktu kami [untuk] mengajar dan menilai," kata Wang.

"Begitu para pejabat pergi, semua bahan ini masuk ke tempat sampah," pungkasnya.

(***)