Menu

RS Medistra Bantah Larang Nakes Pakai Hijab: 30 Persen Pegawai Kami Berjilbab

Devi 4 Sep 2024, 14:14
RS Medistra Bantah Larang Nakes Pakai Hijab: 30 Persen Pegawai Kami Berjilbab
RS Medistra Bantah Larang Nakes Pakai Hijab: 30 Persen Pegawai Kami Berjilbab

RIAU24.COM - RS Medistra Jakarta Selatan membantah adanya pelarangan penggunaan hijab bagi para dokter maupun perawat. Direktur RS Medistra Jakarta dr Agung Budisatria menyebut laporan pengunduran diri yang kemudian viral di media sosial hanyalah sebuah kesalahpahaman.

Dirinya menekankan, dr Diana yang kemudian 'resign' karena menerima laporan adanya permintaan membuka hijab dalam proses interview kerabatnya, juga sudah berpraktik sejak 2010 di RS Medistra. Selama perjalanan beberapa tahun, pihak RS tidak pernah meminta yang bersangkutan membuka hijab saat praktik.

"Dengan ini kami menegaskan bahwa RS Medistra sama sekali tidak melarang pengguna hijab bagi para pegawainya. Kami sudah mendapatkan kunjungan dari kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan," ungkap dr Agung dalam konferensi pers di RS Medistra Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2024).

"Dari hasil klarifikasi tersebut tidak ada ketentuan larangan pengguna hijab dan ketentuan tersebut juga sudah mengakomodir pemakaian seragam dan menggunakan hijab," lanjut dia.

Dalam kesempatan yang sama, Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) RS Medistra Jakarta, Markus Triyono juga menekankan ada sekitar 30 persen dari 700-an pegawai yang menggunakan hijab.

"Karyawan kami yang menggunakan hijab kurang lebih 30 persenan saat ini, dari sekitar 780," tandas Markus.

"Kami juga menyediakan sarana ibadah, kami memiliki masjid dan mushola dan selalu dipergunakan oleh karyawan untuk salat, siraman rohani dan kegiatan lainnya," beber Markus.

Di sisi lain, dr Agung juga menyayangkan dr Diani mengunggah surat terbuka terkait dugaan pelarangan memakai hijab di RS Medistra tanpa mengonfirmasi terlebih dahulu pihak RS.

"Isu terkait ini diawali dari postingan dari salah satu dokter spesialis yang langsung diposting ke sosial media tanpa klarifikasi ke kami, kami dari pihak manajemen sudah berusaha untuk menghubungi beliau, tetapi masih belum ada kesempatan. Jadi isu itu yang melebar dan kami sudah mengupayakan untuk melakukan konsolidasi internal juga ke luar," terang dr Agung.

Ia mengaku sedikit banyak mendapatkan dampak dari pemberitaan terkait, termasuk kepada bagaimana pandangan pasien terkait layanan RS Medistra. ***