Menu

Demi Kesehatan Mental, Jepang Bujuk Warganya Biar Mau Kerja 4 Hari Seminggu

Devi 2 Sep 2024, 12:25
Demi Kesehatan Mental, Jepang Bujuk Warganya Biar Mau Kerja 4 Hari Seminggu
Demi Kesehatan Mental, Jepang Bujuk Warganya Biar Mau Kerja 4 Hari Seminggu

RIAU24.COM Jepang dikenal dengan warganya yang suka bekerja dengan sangat keras sehingga pemerintah mengeluarkan aturan untuk membujuk karyawan dan perusahaan untuk mengadopsi aturan kerja empat hari seminggu.
Diberitakan APNews, pemerintah Jepang pertama kali menyatakan dukungan untuk minggu kerja yang lebih pendek pada tahun 2021, setelah anggota parlemen mendukung gagasan tersebut. Namun, konsep tersebut lambat diterima.

Baru sekitar 8 persen perusahaan di Jepang mengizinkan karyawannya untuk mengambil cuti tiga hari atau lebih per minggu, sementara 7 persen memberikan pekerja mereka satu hari libur yang diamanatkan secara hukum, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan.

Berharap untuk menghasilkan lebih banyak peminat, terutama di kalangan usaha kecil dan menengah, pemerintah meluncurkan kampanye "reformasi gaya kerja" yang mempromosikan jam kerja yang lebih pendek dan pengaturan fleksibel lainnya beserta batasan lembur dan cuti tahunan berbayar.

Dukungan resmi pemerintah terhadap keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik merupakan perubahan yang nyata di Jepang, sebuah negara yang terkenal dengan budaya gila kerja yang sering dianggap sebagai penyebab pemulihan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa setelah Perang Dunia II.

Sebuah buku putih pemerintah baru-baru ini tentang "karoshi," istilah Jepang yang dalam bahasa Inggris berarti "kematian karena terlalu banyak bekerja," mengatakan Jepang memiliki setidaknya 54 kematian seperti itu setiap tahun, termasuk akibat serangan jantung.

Halaman: 12Lihat Semua