Antisipasi Penularan Mpox, Pemerintah Bakal Perketat Pintu Masuk Negara
RIAU24.COM - Wabah Mpox atau cacar monyet belakangan disorot setelah terjadi peningkatan kasus yang signifikan di Kongo hingga negara Afrika lainnya. Menyusul hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah Mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun.
Terlebih negara tetangga RI, Thailand, juga sudah melaporkan kasus pertama Mpox clade 1b yang mematikan. Ini merupakan kasus Mpox varian clade 1b pertama di Asia. Kasus ini menimpa seorang pria Eropa berusia 66 tahun yang telah melakukan perjalanan ke wilayah risiko tinggi.
Sebagai bentuk antisipasi pencegahan Mpox, pemerintah Indonesia juga memperketat pintu masuk. Hal ini disampaikan langsung oleh Adyatama Kepariwisataan dan Ekraf Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya.
"Tadi pagi saya mendapatkan informasi dari Dirjen Perhubungan Udara bahwa berdasarkan antisipasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan akan dilakukan kembali prosedur di bandara terutama yang direct flight," ucapnya dikutip dari 20detik, Selasa (27/8/2024).
"Kemudian juga aplikasi eHAC akan diberlakukan kembali sebagai bentuk antisipasi wabah Mpox. Artinya secara negara destinasi di pintu-pintu itu Kemenkes sudah alert dan akan memberlakukan seperti waktu COVID," imbuhnya lagi.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan sampai saat ini belum ditemukan varian clade 1b di Indonesia. Menurutnya varian Mpox yang ada di Indonesia adalah clade 2 dengan tingkat keparahan yang lebih rendah dibandingkan clade 1b.
Menkes mengatakan, sepanjang 2024 baru ditemukan 12 hingga 14 kasus Mpox di Indonesia dan sampai saat ini belum ditemukan lagi kasus baru. Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir yang berlebihan soal penyakit Mpox.
"Belum ada lagi akhir-akhir ini. Kemarin ada 1 potensi ya tapi sekarang sedang dicek apakah itu benar-benar Mpox atau bukan," imbuh Menkes saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (26/8).
"Karena kemarin itu ditemukan 4, tapi 3 kasusnya ternyata bukan. Dan satu kasusnya saat ini sedang dicek di lab," lanjutnya lagi. ***