Korea Selatan Menyaksikan Protes Atas Deepfake Seksual di Ruang Obrolan Telegram
Dampak pada reputasi Telegram di Korea Selatan
Reuters lebih lanjut melaporkan bahwa reputasi Telegram telah ternoda selama beberapa tahun di negara itu setelah muncul bahwa cincin pemerasan seksual online sebagian besar beroperasi di ruang obrolan aplikasi.
Pada tahun 2020, pemimpin cincin itu, Cho Ju-bin, dijatuhi hukuman 40 tahun penjara karena memeras setidaknya 74 wanita, termasuk 16 remaja, untuk mengirim citra seksual yang merendahkan dan terkadang kekerasan tentang diri mereka sendiri.
Perkembangan di Korea Selatan ini terjadi ketika pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis beberapa hari yang lalu.
Pada hari Senin, jaksa Prancis mengatakan bahwa penangkapan Durov adalah bagian dari penyelidikan kejahatan yang terkait dengan gambar pelecehan seksual anak, perdagangan narkoba dan transaksi penipuan di Telegram.
Pada hari Selasa, juru bicara jaksa penuntut umum mengatakan penahanan Durov telah diperpanjang hingga 48 jam.