Menu

Beri Bantuan Bantuan Militer Rp2 Triliun untuk Ukraina, Joe Biden Telepon Presiden Zelenskiy

Rizka 24 Aug 2024, 21:55
Joe Biden dan Zelenskiy
Joe Biden dan Zelenskiy

RIAU24.COM Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (23/8) dan mengumumkan paket bantuan militer baru yang akan diberikan menjelang Hari Kemerdekaan Ukraina pada Sabtu (24/8), menurut pernyataan dari kedua kantor mereka.

Dalam panggilan telepon dengan Zelenskiy, Biden menegaskan kembali dukungan Washington. Gedung Putih menyebut dukungan itu tidak tergoyahkan untuk Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.

Gedung Putih dalam pernyataannya mengatakan paket bantuan tersebut mencakup rudal pertahanan udara, peralatan anti-drone, rudal anti-tank dan amunisi.Panggilan telepon tersebut dilakukan menjelang hari kemerdekaan Ukraina.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, yang juga berbicara dengan mitranya dari Ukraina Rustem Umerov pada Jumat (23/8/2024), mengatakan di media sosial bahwa paket tersebut bernilai USD125 juta (Rp2 triliun).

Sementara itu, Zelensky  mengatakan Ukraina sangat membutuhkan bantuan dari AS.

"Ukraina sangat membutuhkan pasokan senjata dari paket yang diumumkan, khususnya sistem pertahanan udara tambahan untuk perlindungan kota, komunitas, dan infrastruktur penting yang andal," kata Zelenskiy dalam sebuah pernyataan setelah panggilan yang dirilis oleh kantornya.

Seperti diketahui, setelah merebut Krimea dari Ukraina pada tahun 2014, Rusia melancarkan invasi skala penuh ke negara tetangganya pada bulan Februari 2022. AS sejak itu telah memberikan bantuan militer dan bantuan kepada Ukraina sambil juga menjatuhkan sanksi kepada Moskow atas invasi tersebut.

Washington telah memberikan Ukraina bantuan militer senilai lebih dari USD50 miliar sejak tahun 2022. Perang meningkat pada tanggal 6 Agustus ketika Ukraina mengirim ribuan tentara melintasi perbatasan ke wilayah Kursk di Rusia bagian barat.

Kyiv sejak itu telah mengumumkan serangkaian keberhasilan di medan perang, tetapi pasukan Rusia terus maju dengan mantap di Ukraina timur.

Secara terpisah pada Jumat (23/8), AS menjatuhkan sanksi pada lebih dari 400 entitas dan individu karena mendukung upaya perang Rusia di Ukraina. Termasuk perusahaan China yang diyakini pejabat AS membantu Moskow menghindari sanksi Barat dan membangun militernya.