Menu

Kawal Revisi UU Pilkada Disahkan DPR, Ratusan Mahasiswa ITB OTW Jakarta 

Zuratul 23 Aug 2024, 14:38
Kawal Revisi UU Pilkada Disahkan DPR, Ratusan Mahasiswa ITB OTW Jakarta. (X/@kompascom)
Kawal Revisi UU Pilkada Disahkan DPR, Ratusan Mahasiswa ITB OTW Jakarta. (X/@kompascom)

RIAU24.COM - Aksi lanjutan "Peringatan Darurat" akan dilakukan setelah ribuan mahasiswa ITB bersama mahasiswa seluruh Indonesia unjuk rasa di Kantor DPR RI pada Kamis (22/8/2024). 

Demo ini untuk mengawal keputuan DPR RI yang membatalkan revisi Undang-undang Pilkada. 

Pada demo kemarin, terjadi kericuhan pada pukul 17.00 karena polisi yang memaksa mundur massa. Terjadi aksi lempar batu hingga pemukulan pada masa aksi oleh polisi. 

Namun, mereka akan tetap melakukan aksi selama beberapa hari ke depan di tempat yang sama dan kantor KPU RI

Ketua Kabinet Mahasiswa ITB, Fidela Marwa Huwaid, mengatakan, untuk mengawal pembatalan RUU Pilkada tersebut ratusan mahasiswa dari ITB akan kembali bergerak menuju Jakarta untuk menduduki kantor DPR RI.

"Saya sampaikan bahwa besok (Jumat) dan juga lusa (Sabtu) kita akan datang lagi, tentunya untuk mengawal. Kalau kami dari ITB besok akan menghadirkan kurang lebih 400 sampai 500 mahasiswa ITB dari Bandung menuju Jakarta," ujarnya dalam wawancara langsung di televisi nasional, Kamis (22/8/2024) malam.

Ia mengatakan, mahasiswa akan tetap bergerak dengan jumlah yang semakin berkali-kali lipat dan gerakannya akan semakin masif selama beberapa hari ke depan untuk mengawal sampai penutupan pendaftaran calon kepala daerah. 

Atas hal tersebut, kata dia, mahasiswa akan tetap standby dan akan terus berusaha untuk membangun gerakan secara berkelanjutan. 

"Kami masih dinamis, masih terus bergerak dan tidak akan diam justru akan berlipat-lipat ganda karena kawan-kawan dari ITB siap untuk mengawal dan juga membersamai gerakan di Jakarta besok hari (Jumat)," kata Fidela. 

Saat menggelar aksi lanjutan, mahasiswa dari ITB akan membangun komunikasi dengan BEM seluruh Indonesia dan koalisi masyarakat sipil untuk mengadakan sebuah gerakan yang kolektif agar nantinya bisa mencapai target tuntutan yang kemudian didengarkan Presiden Joko Widodo. 

"Jadi, kami terus membangun komunikasi berjejaring dengan kawan-kawan BEM seluruh Indonesia. Kami tidak terkotak-kotakan gerakannya, kami juga bersama koalisi masyarakat sipil. Saya yakin ini akan menjadi gerakan yang besar," ucapnya.

Untuk itu, pihaknya mengajak mahasiswa yang ada di seluruh penjuru Tanah Air untuk sama-sama menyatukan kekuatan dan diminta jangan sampai terpecah belah sehingga kekuatan mahasiswa harus dikolektifkan.

(***)