Menu

Kata Riset soal Dampak BPA terhadap Kesehatan Mental

Devi 22 Aug 2024, 11:53
Kata Riset soal Dampak BPA terhadap Kesehatan Mental
Kata Riset soal Dampak BPA terhadap Kesehatan Mental

RIAU24.COM - Kekhawatiran masyarakat terhadap bahaya Bisphenol A, atau BPA meningkat seiring dengan munculnya bukti saintifik yang menunjukkan kaitan senyawa kimia ini dengan berbagai gangguan kesehatan. Tidak hanya mengancam kesehatan tubuh, ternyata BPA juga berpotensi mempengaruhi kesehatan mental.

Untuk diketahui, Bisphenol A, atau BPA adalah bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk plastik, seperti botol minum, wadah makanan, pelapis kaleng, dan galon guna ulang. Ketika galon terpapar panas atau digunakan berulang kali, BPA bisa larut ke dalam air yang Anda minum setiap hari.

Sejumlah riset mengungkapkan efek buruk paparan BPA yang dapat memicu risiko gangguan mental, termasuk depresi dan kecemasan. Penelitian di Yale University menunjukkan BPA dapat mengganggu fungsi neurotransmitter, yang berperan dalam regulasi suasana hati dan respons stres.

Tim peneliti yang dipimpin Csaba Leranth, M.D., profesor di Department of Obstetrics, Gynecology & Reproductive Sciences and in Neurobiology Yale University mencoba menghitung koneksi sel saraf di otak menggunakan mikroskop elektron. Hasilnya ditemukan bahwa BPA menghambat penciptaan koneksi sinaptik di hipokampus dan korteks prefrontal, area otak yang terlibat dalam pengaturan suasana hati.

Di sisi lain, jurnal yang ditulis Shikha Chouhan dalam BioMed Central membuktikan paparan BPA bahkan dalam dosis rendah dapat menghambat perkembangan struktur dan fungsi otak anak. Temuan serupa juga dibuktikan oleh riset yang dirilis pada laman Columbia University Mailman School of Public Health.

Studi tersebut menyebut remaja laki-laki yang pernah terpapar BPA selama di dalam kandungan, cenderung lebih rentan mengidap gejala gangguan kecemasan dan depresi. Senada, jurnal Environmental Research yang diteliti oleh Frederica Perera juga membahas hubungan signifikan antara paparan senyawa kimia BPA saat kehamilan terhadap risiko gangguan kecemasan dan depresi pada remaja dengan tingkat kerentanan yang lebih tinggi, dibandingkan perempuan.

Untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional, maka sebisa mungkin hindari faktor pemicunya. Salah satunya dengan mengurangi paparan BPA dan senyawa kimia berbahaya lainnya.

Karena itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun mengeluarkan perubahan aturan terkait label pangan olahan berdasarkan kajian risiko BPA pada air minum dalam kemasan (AMDK). Melalui Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, BPOM mewajibkan pencantuman potensi bahaya BPA pada air minum dalam kemasan yang menggunakan kemasan polikarbonat. ***