Menu

Hizbullah Klaim Bertanggung Jawab Atas Penembakan Rentetan Roket yang Intens ke Israel

Amastya 20 Aug 2024, 16:35
Roket ditembakkan dari Lebanon selatan /AFP
Roket ditembakkan dari Lebanon selatan /AFP

RIAU24.COM Kelompok Hizbullah yang didukung Iran mengatakan pihaknya meluncurkan beberapa rentetan roket ke posisi tentara Israel di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada hari Selasa (20 Agustus) sebagai tanggapan atas serangan Israel di Lebanon timur sehari sebelumnya (19 Agustus).

Pada hari Senin, militer Israel mengatakan bahwa jet tempur menyerang sejumlah fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di daerah Bekaa di Lebanon, sejumlah besar senjata telah dihantam.

Serangan Israel itu terjadi setelah seorang tentara di Israel utara tewas oleh tembakan Hizbullah, kematian terbaru dalam 10 bulan pertukaran lintas batas antara Hizbullah yang didukung Iran dan pasukan Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, "Menyusul sirene yang berbunyi beberapa waktu yang lalu di daerah Galilea Atas dan Dataran Tinggi Golan, sekitar 55 proyektil diidentifikasi menyeberang dari wilayah Lebanon. Beberapa proyektil dicegat, sementara sisanya jatuh di area terbuka. Tidak ada cedera yang dilaporkan."

IDF mengklaim bahwa tak lama setelah peluncuran, Angkatan Udara Israel (IAF) menghantam salah satu peluncur dari mana proyektil ditembakkan.

Kekhawatiran akan eskalasi telah meningkat sejak Hizbullah dan Iran bersumpah untuk menanggapi setelah serangan Israel di Beirut bulan lalu menewaskan seorang komandan Hizbullah, Fuad Shukr, tak lama sebelum serangan di Teheran yang dituduhkan pada Israel menewaskan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.

Sandera Berusia 79 Tahun Tewas di Gaza

Sebuah komunitas Israel mengumumkan pada hari Selasa kematian sandera Avraham Munder di Jalur Gaza, dengan mengatakan dia "disiksa secara fisik dan mental" dalam tahanan.

"Kibbutz Nir Oz mengumumkan dengan sangat sedih pembunuhan mendiang Avraham Munder, 79, dalam tahanan di Gaza setelah menderita penyiksaan fisik dan mental selama berbulan-bulan," kata komunitas itu dalam sebuah pernyataan.

Munder, istri, putri dan cucunya diculik oleh militan Palestina selama serangan 7 Oktober oleh Hamas di Israel selatan.

Anggota keluarga lainnya dibebaskan selama gencatan senjata perang selama seminggu November lalu, sementara putranya terbunuh pada hari serangan.

Serangan 7 Oktober mengakibatkan kematian 1.199 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Militan juga menangkap 251 orang, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 40 yang menurut militer dan pejabat Israel tewas.

(***)